Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KABAR tersingkirnya Jerman dari babak penyisihan grup Piala Dunia 2018 terbilang sangat mengejutkan. Juara Piala Dunia 2014 tersebut kalah memalukan dari Korea Selatan 0-2 yang membuat mereka tersingkir dengan status juru kunci klasememen Grup F.
Tapi, petaka bagi Der Panzer justru menguntungkan bagi tim-tim lain. Brasil menjadi salah satunya yang menerima imbas positif dari kegagalan skuat asuhan Joachim Loew tersebut.
Dengan hengkangnya Jerman dari Piala Dunia, skuat Selecao menjadi tim yang dianggap paling berpeluang mengangkat trofi di Rusia kali ini. Sebagai pemegang lima gelar Piala Dunia, Brasil tentu mengenggam asa publik sepak bola untuk menambah koleksi gelar mereka.
Apalagi, mereka tengah on fire setelah berhasil mengangkat trofi Olimpiade Rio 2016 lalu. Namun, untuk memenuhi ekspektasi tersebut tentu bukan hal mudah.
Lawan serumpun Brasil, yakni Meksiko sudah menanti mereka di babak 16 besar yang akan berlangsung di di Samara Arena pada 2 Juli mendatang.
Dari delapan rekor pertemuan kedua tim, tim Samba hanya mampu meraih empat kemenangan dan sekali imbang sementara tiga lainnya dimenangkan oleh Meksiko.
Hasil itu menjadi bukti tim Samba tidak boleh meremehkan lawan mereka selanjutnya. Tapi, melihat performa Selecao di babak penyisihan Grup E peluang Neymar dan kawan-kawan tampaknya cukup terbuka.
Tim yang dibangun Tite tersebut lolos sebagai juara grup setelah memenangkan dua pertandingan dan meraih hasil imbang yang membuat mereka mengoleksi tujuh poin, selisih dua angka dari Swiss sebagai runner up.
Kemenangan terakhir atas Serbia dengan skor 2-0 pada Kamis (28/6) dini hari memperpanjang rentetan tren positif skuat Selecao yang tidak terkalahkan di tujuh laga terakhir.
Lima kemenangan dan dua imbang sudah cukup menjadi modal untuk bersaing menuju putaran final Piala Dunia tersebut. Pasalnya, tren tersebut membuktikan Tite telah berhasil menemukan formula tim yang seimbang antara lini pertahanan dan lini serang.
"Saya hanya memiliki sedikit waktu tidur sebelum saya menjadi pelatih, saya bertanya kepada diri saya sendiri bagaimana caranya agar saya dapat mengharmonisasikan tim ini. Bagaimana saya bisa mengubah sebuah grup atlet menjadi suatu kesatuan di batas waktu yang singkat, tentu saja ini menjadi tantangan," ujar Tite.
Dalam menanggapi peningkatan peluang Brasil meraih gelar juara setelah Jerman tersingkir, Tite tidak ingin berbicara banyak. Ia hanya tersenyum dan mengatakan tak ingin bergantung dengan ekspektasi.
"Kita tidak hidup dalam ekspektasi, kita hidup dalam sebuah realitas. Dan realitas mengatakan bahwa kami kuat dan terus bertambah kuat," tandasnya.
Lolosnya Brasil ke babak fase grup, tidak terlepas dari peranan Paulinho dan Thiago Silva. Keduanya adalah penentu kemenangan skuat Selecao yang mencetak skor masing-masing di menit 36 dan 68 pada laga kontra Serbia.
Meski menang, Silva menyadari adanya kesulitan yang dihadapi timnya saat menghadapi Serbia.
"Dalam beberapa momen tertentu, kami mendapat kesulitan, tetapi hal yang paling penting adalah kami memahami bagaimana penderitaan di momen tersebut yang mana kami justru kami serang. Ini adalah pertandingan di Piala Dunia, dimana tim lain juga memiliki kualitas, tetapi kita harus tahu bagaimana penderitaan yang kami alami," pungkasnya. (ESPN/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved