Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
MESKI lolos ke babak 16 besar sebagai juara Grup B, tim nasional Spanyol tampaknya menyadari masih banyak celah yang harus diperbaiki. Lolos fase gugur jelas bukan incaran terakhir punggawa La Furia Roja--julukan timnas Spanyol.
Ada mimpi lebih tinggi yang ingin dicapai skuat La Roja yakni trofi yang pernah mereka raih di Piala Dunia 2010 silam. Karena itu, untuk meraihnya, La Roja butuh kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi tim-tim tangguh di babak selanjutnya.
Pelatih timnas Spanyol Fernando Hierro menganggap skuat asuhannya memiliki banyak kekurangan. Pada laga terakhir kontra Maroko, Selasa (26/2) dini hari WIB, salah satunya, saat La Roja gagal meraih kemenangan penuh usai ditahan imbang 2-2.
Spanyol bahkan tertinggal lebih dulu saat Khalid Boutaib membobol gawang David de Gea di menit 14. Kesalahan koordinasi antara Andres Iniesta dan Sergio Ramos membuka celah bagi Bouraib merebut bola dan kemudian menggiringnya ke kotak penalti sebelum mencetak gol.
Beruntung lima menit berselang, La Roja mampu menyamakan kedudukan. Adalah Isco yang menciptakan gol balasan Spanyol dengan memanfaatkan umpan tarik dari Iniesta sehingga sepakan kerasnya berhasil menembus jala gawang maroko.
Sepuluh menit jelang akhir pertandingan, Maroko membuka peluang kemenangan. Pemain pengganti Youssef En-Neysri mengancam Spanyol dengan gol yang dicetak melalui sundulan membuat Maroko kembali unggul dengan skor 2-1.
Tapi, pada masa injury time, kemenangan Maroko berhasil digagalkan Aspas. Pemain yang masuk menggantikan Diego Costa di menit 74 tersebut berhasil memanfaatkan peluang untuk unjuk taji dengan mengonversikan umpan silang Dani Carvajal hingga berbuah gol penyeimbang 2-2.
Menanggapi pertandingan tersebut, Hierro pun memberikan kritik keras terhadap anak asuhnya.
"Kami tahu akan banyak tuntutan dari tiga laga kali ini, tetapi bukan seperti ini caranya, kami tak bisa memberikan kesempatan lawan sebanyak itu. Jika kami ingin mendapatkan mimpi, kami harus lebih detil dan kritis terhadap diri sendiri dan kemudian menyadari banyak ruang yang masih perlu diperbaiki," ujar Hierro.
Di babak 16 besar, Spanyol sudah ditunggu tuan rumah Rusia yang berstatus runner-up Grup A. Namun, tampaknya Hierro belum memikirkan lebih jauh tentang laga tersebut.
"Saya tidak bisa senang atau tak senang bertemu Rusia di babak selanjutnya, yang pasti kami senang karena telah lolos," imbuhnya.
Di sisi lain, meski harus angkat koper sebagai juru kunci klasemen, Maroko tetap pulang dengan bangga. Pasalnya, dalam perjalanan di babak penyisihan, mereka mampu mengimbangi permainan Spanyol dan mempersulit Portugal yang akhirnya mengalahkan mereka dengan skor tipis 0-1.
Pelatih Maroko Herve Renard mengaku bangga dengan perjuangan timnya tersebut.
"Kami tentu akan senang jika bisa mengalahkan Spanyol dan itulah mengapa kami datang ke sini. Kami menderita, seperti tim lain yang menderita melawan Spanyol karena susunan pemain mereka adalah kombinasi pemain Real Madrid dan Barcelona yang semuanya istimewa," ujar Renard.
"Tapi, saya rasa para pemain, seluruh tim, layak mendapat pujian atas pertandingan ini dan untuk seluruh perjalanan mereka di Piala Dunia. Kami sedikit kurang pengalaman dan ada pertandingan dimana seharusnya kami bisa mendapatkan hasil lebih baik, tetapi kami menunjukkan bahwa kami bisa menghadapi dua tim terbaik di dunia, yakni Spanyol dan Portugal dan mewakili Maroko dengan baik," pungkasnya. (Marca/FIFA/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved