Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
Tim nasional (Timnas) Prancis menapaki jalan ke Rusia berjubah sebagai tim unggulan. 'Les Blues'--julukan Prancis-- dipenuhi pemain-pemain kelas dunia di setiap lini dan diklaim memiliki skuat dengan takjub 'generasi emas'. Akan tetapi, performa Prancis pada laga pembuka Grup C belum memenuhi ekspektasi banyak pihak.
Mendapat perlawanan dari tim terlemah Grup C Australia. Prancis hanya meraih kemenangan dengan skor tipis 2-1 pada Sabtu (16/6). Bahkan skuat arahan Didier Deschamps membutuhkan bantuan penalti dan gol bunuh diri untuk mengakhiri perlawanan tim lawan.
"Kami mengambil setiap peluang dengan baik, tapi semua orang di tim ini setuju bahwa kami harus meningkatkan intensitas permainan kami, meningkatkan sikap kami di lapangan," kata bek Timnas Prancis Raphael Varane.
Harapan pemain milik Real Madrid ini harus disikapi serius karena di laga kedua mereka akan menjajal kekuatan Peru di Ekaterinburg Arena, Kamis (21/6) malam. Paolo Guerrero dan kolega tidak dapat sekonyong-konyong dipandang sebelah mata.
Peru tampil jauh lebih impresif dibandingkan Denmark, meski akhirnya menelan kekalahan tipis 1-0. Peru mencatatkan 17 kali usaha mencetak gol dengan 13 kali skema 'open play' yang menusuk jantung pertahanan lawan. Pada akhirnya aksi heroik kiper Denmark Kasper Schmeichel yang menggagalkan Peru untuk merebut poin penuh.
Hasrat Peru juga dipastikan berlipat karena pertandingan ini merupakan laga 'hidup dan mati'. Kekalahan akan membuat langkah mereka terhenti lebih awal.
"Kami tak pantas untuk kalah, tapi kami tidak dapat menangisi susu yang terlanjur tumpah," kata Pelatih Timnas Peru Ricardo Gareca.
"Kalah di pertandingan pertama bukan berarti kami akan gugur. Kami butuh untuk mengoreksi kesalahan untuk menghadapi Prancis dengan penampilan terbaik," imbuh arsitek Argentina ini.
Gareca akan sedikit memodifikasi timnya dengan memberikan tempat penyerang tengah kepada Paolo Guerrero. Bomber 34 tahun ini baru dimainkan di babak kedua saat menghadapi Denmark, tapi beberapa kali aksinya berbuah hasil positif.
Hal ini membuat Jefferson Farfan yang awalnya mengisi posisi ujung tombak akan digeser ke sisi kiri. Sedangkan, Christian Cueva yang menjadi salah satu biang kekalahan Peru karena gagal mengeksekusi tendangan penalti kemungkinan tetap dimainkan sejak menit pertama.
Formula Baru
Memodifikasi lini serang tidak hanya akan dilakukan Gareca, bos Prancis Didier Deschamps diprediksi melakukan hal serupa. Strategi dengan memasang tridente penyerang yang berisi Antoine Griezmann, Ousmane Dembele, dan Kylian Mbappe nyatanya tidak berjalan sesuai harapan.
Oleh karenanya, penyerang Oliver Giroud yang lebih bertipikal sebagai 'pembunuh' di kotak penalti akan menjadi opsi untuk dimainkan. Masukanya bomber Chelsea ini akan merubah formasi permainan dari 4-3-3 menjadi 4-2-3-1. Dembele akan terparkir, Griezmann akan mengisi posisi penyerang bayangan yang beroperasi di belakang Giroud, dan Mbappe akan digeser di sisi sayap.
Sementara itu, Pogba akan tetap mengisi pos gelandang box to box
mendampingi N'golo Kante di lini tengah. Pemain Manchester United ini menjadi sosok yang paling dibanjiri kritik di laga sebelumnya. Namun, Raphael Varane membela kompatriotnya tersebut.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika anda dapat sedikit berpikir positif, segalanya akan menjadi mudah. Ini baru pertandingan pertama, tak usah terlalu mendramatisir," imbuh Varane. (AFP/BBC/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved