Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Disatukan oleh Cinta

(R-2)
20/6/2018 04:30
Disatukan oleh Cinta
(MI/PANCA SYURKANI)

PERINGATAN untuk berhati-hati keluar dari mulut istri saya Aleona Tikhonova yang asli orang Rusia saat mengetahui saya ditugaskan meliput perhelatan Piala Dunia sekitar sebulan yang lalu. Sebab sepengetahuanya, pendukung sepak bola di Rusia sering membuat ricuh dan berlaku kasar.

Saya pun berusaha menyakinkan Aleona bahwa kompetisi Piala Dunia berbeda dengan kompetisi piala liga antarklub. Pada Piala Dunia pendukungnya bisa saja dari berbagai negara berbeda.

Misalnya saja, warga Rusia yang selain mendukung tim nasionalnya, juga mendukung tim nasional negara lain, seperti Inggris, Brasil, Meksiko, dan lain sebagainya. Begitu juga pendukung tim nasional negara lain, tak menutup kemungkinan juga mendukung tim tuan rumah Rusia.

Para penggemar dan pendukung tim nasional dari berbagai negara yang berkumpul di Rusia seakan dipersatukan oleh cinta yang sama, yakni kecintaan terhadap sepak bola, Piala Dunia menjadi wadah bagi mereka untuk sama-sama berpesta merayakan kecintaan itu.

Tak salah jika penyanyi latin asal Uruguay Natalia Oreiro menyanyikan lagu bertema Piala Dunia berjudul United by Love yang dinyanyikan dalam tiga bahasa, Spanyol, Rusia, dan Inggris, melengkapi dua lagu bertema Piala Dunia lainnya Live it Up yang merupakan lagu resmi yang dikeluarkan FIFA dan Colors yang dikeluarkan Coca Cola.

Berdasarkan pantauan saya dari sejumlah lini masa di media sosial, banyak warga net lebih menyukai lagu penyanyi yang namanya lebih terkenal di Rusia ketimbang megabintang Argentina Lionel Messi itu. United by Love dianggap sebagai penyelamat lagu Piala Dunia.

Salah satu baris lirik yang dinya­nyikan dalam bahasa Spanyol dan Inggris, “Que la paz sea nuestra bandera No hay fronteras, let’s unite!” adalah ajakan untuk menjadikan perdamaian sebagai bendera tak berbatas bagi persatuan.

Sabtu (16 Juni) saya mengajak Aleona mengunjungi FIFA Fan Festival di kawasan Universitas Negeri Moskow atau yang dikenal dengan nama MGU-Lomanosov.

Sesampainya di lokasi, ribuan penggemar sepak bola dengan berbagai warna atribut  berbaur. Kami pun dengan mudah merangsek ke dalam kelompok-kelompok dari berbagai negara untuk berswafoto dan swavideo.

Dari situlah Aleona yakin bahwa yang saya sampaikan kepadanya bukanlah omong kosong.

Kecintaan terhadap sepak bola menyatukan semua orang di seluruh penjuru dunia dalam suatu ikatan bernama Piala Dunia.

Kini ia tak lagi khawatir saat saya menunaikan tugas jurnalistik saya. (R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya