Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ARAB Saudi kembali mencicipi turnamen tertinggi sepak bola sejak Piala Dunia 2006. Akan tetapi, problema persiapan tim turut menghantui tim berjuluk 'Green Falcons' ini, jelang menghadapi Rusia di partai pembuka Piala Dunia 2018 di Moskow, Kamis (14/6) malam.
Arab Saudi telah berganti pelatih sebanyak tiga kali setelah memastikan tiket Piala Dunia 2018. Arsitek Belanda Bert van Marwijk yang menghadiahi tiket tersebut kepada Arab Saudi memilih mengundurkan diri September lalu. Tongkat kepelatihan pun kemudian beralih ke Edgardo Bauza. Namun, mantan pelatih Timnas Argentina itu hanya bertahan dua bulan.
Akhir November 2017, kendali Timnas Arab Saudi beralih ke tangan Juan Antonio Pizzi dan bertahan hingga saat ini. Tujuh bulan memimpin Fahad Al-Mullawad dkk, Pizzi belum sepenuhnya mampu menciptakan DNA tim kejutan. Arab Saudi hanya mampu mencuri tiga kemenangan dalam sembilan laga pemanasan sejak dinahkodai eks pelatih Timnas Cili ini.
Kendati demikian, setidaknya Arab Saudi mengalami peningkatan permainan. Kepercayaan diri negera Semenanjung Arabia ini meroket karena mampu menandingi permainan juara bertahan Jerman dalam laga uji coba terakhir, Sabtu (9/6) lalu. Meskipun akhirnya kalah dengan skor tipis 1-2, Arab Saudi tampil cukup spartan sepanjang pertandingan.
"Kami memiliki waktu untuk mempelajari permainan Rusia. Tapi kami harus fokus pada permainan kami sendiri. Saya harap kami dapat mengalahkan mereka. Ini akan menjadi pertandingan sulit," kata gelandang Saudi, Yahya Al-Shehri.
Arab Saudi membidik tiga poin dalam laga ini untuk membuka kans lolos dari persaingan fase grup. Target minimal ialah menyamai pencapaian Piala Dunia 1994, yakni mencapai babak 16 besar. (AFP/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved