Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEHEBATAN Korea Selatan di kancah sepak bola Asia tidak diragukan lagi. Namun, kapasitas mereka untuk dapat bersaing di level tertinggi, yakni Piala Dunia 2018 di Rusia, masih mengkhawatirkan.
Pada uji coba terakhirnya, kemarin dini hari, 'Kesatria Taeguk'--julukan Korea Selatan--kembali menelan kekalahan saat menjajal kontestan Piala Dunia 2018 lainnya, Senegal, di Grodig, Austria. Dalam partai tertutup itu, skuat asuhan Shin Tae-young takluk dengan dua gol tanpa balas.
Sadio Mane dan kawan-kawan mendapat gol pembuka pada menit ke-67 karena gol bunuh diri bek Korsel, Kim Young-gwon. Gol penutup yang memantapkan kemenangan Senegal terjadi di masa perpanjangan waktu setelah Mamadou Konate sukses mengeksekusi penalti.
Bagi Korsel, kekalahan tersebut mempertegas buruknya persiapan Son Heung-min dkk. Dari enam uji coba terakhir, mereka tercatat menelan empat kekalahan. Satu-satunya kemenangan yang dicatatkan Korsel dalam kurun waktu tersebut ialah saat melawan Honduras pada akhir Mei lalu.
Meski demikian, pelatih Shin berkilah bahwa hasil negatif dari Senegal merupakan cerminan positif jelang laga pembuka Grup F Piala Dunia 2018 melawan Swedia pada 18 Juni nanti. Pelatih 49 tahun itu menilai Senegal dan Swedia memiliki persamaan dalam permainan, yakni penggunaan formasi 4-4-2.
"Senegal menggunakan skema 4-4-2 seperti Swedia meski gaya permainannya berbeda. Namun, saya mencoba untuk merefleksikan diri melawan Swedia. Itu akan banyak membantu dalam latihan pertahanan kami," kata Shin.
Selain Swedia, Korsel akan bersaing untuk merebutkan dua posisi puncak Grup F melawan Meksiko dan juara bertahan Jerman. Peluang skuat 'Negeri Ginseng' terbilang kecil untuk lolos babak selanjutnya jika menilik lawan-lawan yang dihadapi. Namun, Shin mencoba menyuntikkan semangat agar anak asuhnya tidak pulang dari Rusia lebih awal.
"Saya akan menaruh kepercayaan diri saya kepada para pemain dengan mudah tanpa rasa gugup. Saya khawatir, tapi saya akan memastikan bahwa pendukung kami dapat melihat apa yang mereka inginkan," tukasnya.
Publik Korsel tentu ingin melihat negara mereka kembali menuai keberhasilan layaknya Piala Dunia 2002. Kala itu, Park Ji-sung dan kawan-kawan sukses menembus babak empat besar sebelum takluk dari Jerman 0-1.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved