Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AKIBAT perubahan iklim, badai Atlantik membutuhkan waktu lebih lama untuk melemah setelah menghantam daratan bila dibandingkan dengan yang terjadi pada 50 tahun lalu. Selama 50 tahun terakhir, air laut yang semakin panas memicu badai dan memberinya lebih banyak daya tahan.
Fisikawan Lin Li dan Pinaki Chakraborty dari Institut Sains dan Teknologi Okinawa di Jepang menganalisis intensitas badai Atlantik historis selama 24 jam pertama setelah mendarat. Pada 1967, intensitas badai berkurang 76% dalam hari pertama setelah mendarat. pada 2018, badai hanya berkurang 52% setelah 24 jam. “Saat lautan memanas, badai menambah dan mengirim lebih banyak kelembapan, hujan, serta panas. Hal itu yang memicu amukan badai sedikit lebih lama,” kata Li.(Van/sciencenews/X-7)
Menghitung domba untuk tidur adalah praktik yang terkenal, tetapi apakah itu benar-benar membantu Anda tidur?
Dua studi yang dipimpin oleh Leonie Balter dari Universitas Stockholm menyoroti pentingnya tidur dalam memengaruhi seberapa tua atau muda seseorang merasa.
Survei Gallup dan Walton Family Foundation menemukan kebahagiaan generasi Z menurun ketika memasuki usia dewasa.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Studi menunjukkan suhu yang tinggi dapat mengganggu proses tidur, terutama bagi individu yang rentan terhadap insomnia.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan pembatasan kalori dan puasa intermiten dapat memperpanjang umur hewan, tetapi apakah hal ini berlaku juga untuk manusia?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved