Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KEPUASAN itu amat relatif dan subjektif. Ada seorang yang kehausan lantas diberi air setengah gelas, orang itu merasa terhina karena air tersebut tidak sanggup membasahi tenggorokannya.
Seorang lagi datang dengan kehausan yang sama dan menyaksikan air setengah gelas. Ia bersyukur, alhamdulillah, walaupun hanya setengah gelas, lumayan bisa membasahi kerongkongan. Alhasil orang ini merasa dahaganya terobati meski hanya dengan air setengah gelas karena berangkat dari persepsi positif. Sebaliknya, orang yang pertama sama sekali tidak terobati dahaganya karena berangkat dari persepsi negatif. Orang yang pertama contoh orang yang tidak qana’ah dan orang yang kedua contoh orang qana’ah.
Secara literal, qana’ah berarti rela menerima jatah pembagian. Qana`ah adalah merasa tenang dalam menghadapi hilangnya sesuatu yang biasa ada, merasa cukup dengan yang sedikit, dan bersyukur dengan apa adanya. Nabi SAW bersabda: “Qana’ah merupakan perbendaharaan yang tak pernah akan habis.”
Dalam Kitab Zabur disebutkan, orang yang qana’ah adalah orang yang kaya walaupun ia dalam keadaan kelaparan. Ada qaul yang mengatakan Allah SWT meletakkan kemuliaan di dalam lima hal, yaitu kemuliaan dalam ketaatan, kehinaan dalam kemaksiatan, kekhusyukan dalam salat malam, kebijaksanaan dalam perut yang kosong, dan kekayaan dalam qana’ah.
Kalangan arifin berkata kalian harus memotong segala sesuatu yang mengantarkan kepada kerakusan dengan pedang qana’ah. Nabi Musa AS ketika cenderung merasa rakus melalui ucapannya kepada Khidhr, “Jika kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu," (QS Al-Kahf [18]:77), maka ia dihukum melalui ucapan Khidhr, "Inilah perpisahan antara aku dan kamu,” (QS Al-Kahf [18]: 78).
Dikatakan bahwa Allah mengutus seekor kijang ke hadapan Musa dan Khidhr AS ketika Musa melontarkan ucapannya tadi. Di dekat Khidhr ada daging kijang yang sudah terpanggang dan di dekat Musa juga ada daging kijang yang masih mentah. Hal ini memberi isyarat bahwa Khidhr itu bersikap sabar atas kelaparan maka ia menyantapnya, sedangkan Musa AS yang tidak sabar justru tidak bisa menyantapnya.
Dalam mengomentari ayat 97 Surat al-Nahl, “Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik,” Ikrimah berpendapat frasa 'kehidupan yang baik' dalam ayat itu ialah qana’ah.
Demikian juga dalam ayat 58 Surat al-Hajj, “Benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik.” Maksud ‘rezeki yang baik’ dalam ayat itu ialah qana’ah.
Firman Allah ayat 35 Surat Shad [38], "... ia berkata: Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku." ‘Kerajaan’ yang dimaksud dalam ayat ini ialah sikap qana’ah yang sempurna.
Orang yang tidak pernah puas dengan jabatannya selalu mengincar jabatan orang lain dengan berbagai cara, termasuk meninggalkan qana’ah dan mengejar kehinaan.
MENTERI Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut Kerajaan Arab Saudi mengirimkan sinyal positif terhadap urusan ibadah haji yang diajukan pemerintah Indonesia.
Sebanyak 100 pasangan dari berbagai latar belakang resmi menikah dalam perhelatan nikah massal yang diadakan Kemenag di Masjid Istiqlal.
PENCATATAN nikah secara resmi memiliki banyak manfaat bagi kehidupan warga negara. Hal itu disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Dia berharap ke depannya penyelenggaraan haji akan berjalan jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Apalagi saat ini sudah ada peraturan baru
MENTERI Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengulas alasan mengapa hijrah dipilih sebagai penanda awal penanggalan Islam.
KETUA DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Said Abdullah mengatakan pihaknya akan menyelenggarakan puncak peringatan Bulan Bung Karno di Makam Bung Karno di Kota Blitar
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved