Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
LAILATUL qadar atau biasa disebut juga sebagai ‘Malam Seribu Bulan’ menjadi momen yang ditunggu-tunggu seluruh umat muslim di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.
Momen Lailatul Qadar, selain menyimpan segudang kemuliaan, ternyata juga menyimpan segudang misteri. Meski beberapa dalil menyatakan bahwa Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, tidak ada yang tahu persis kapan malam tersebut akan datang.
Maka dari itu, sepuluh hari jelang berakhirnya Bulan Suci, umat muslim dianjurkan memperbanyak amal ibadah. Ibadah yang dapat dilakukan ialah memperbanyak salat sunah dan zikir, begitu pula dengan sedekah dan ibadah lainnya seperti iktikaf atau berdiam diri di masjid.
Lantas bagaimana ciri seseorang bertemu dan mendapatkan kemuliaan di malam qadar? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sejumlah ulama berkaca pada tafsir ayat suci Al-Qur’an dan hadits yang menerangkan beberapa pertanda seseorang mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar.
Menurut ulama besar Quraish Shihab, untuk mengetahui ciri-ciri seseorang bertemu dengan Lailatul Qadar, kita harus memahami terlebih dulu makna dari Lailatul Qadar itu sendiri. Dari situ barulah kita bisa lebih memaknai dan merasakan tanda-tanda bertemunya seseorang dengan Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar, secara bahasa terdiri dari kata laila yang berarti ‘malam’ dan qadar yang memiliki tiga makna, yakni (1) ‘penentuan’, (2) ‘mulia’, serta (3) ‘sempit’. Penentuan berarti momen Allah SWT menentukan banyak hal, salah satunya ialah turunnya Al-Qur’an. Kemudian yang kedua menandakan betapa mulianya malam tersebut sehingga tidak bisa digambarkan secara harfiah. Yang terakhir, malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sempit karena para malaikat turun ke bumi.
Pengertian tersebut, menurut Quraish Shihab, menjadi bekal awal bagi kita untuk memahami ciri-ciri bertemunya seseorang dengan Lailatul Qadar karena seluruhnya dapat dimaknai secara harfiah.
“Kalau mau mencari Lailatul Qadar, kita tidak bisa menggunakan akal kita dalam menentukan ini atau tidak karena akal kita tidak mampu untuk menjangkau seluruh hakikatnya. Kalau mau bicara Lailatul Qadar, rujuk kepada Al-Qur’an atau penjelasan Nabi,” ujarnya.
Dijelaskan melalui surah Al-Qadr telah disebutkan dua ciri utama yang menandakan seseorang telah bertemu dengan Lailatul Qadar, yaitu semakin dekat seseorang dengan kebaikan dan kedamaian. Hal tersebut disebabkan banyaknya malaikat yang turun ke bumi untuk mendorong manusia mendekat pada kebaikan.
“Tanazzalul malaa-ikatu war ruuhu fiiha bi idzni rabbihim min kulli amr dan salaamun hiya hattaa mathla’ il fajr. Malaikat turun dan ada rasa damai. Yang kita bisa tahu bahwa salah satu fungsi malaikat itu menguatkan jiwa manusia untuk mendorong orang kepada kebaikan,” jelasnya.
Ciri kedua tentang rasa damai, perlu digarisbawahi bahwa harus ada dua aspek di dalamnya, yakni kedamaian untuk diri sendiri dan orang lain. Membawa kedamaian untuk orang lain cenderung dapat dipahami dengan mudah, yaitu dengan meminimalisasi konflik dan perseturuan. Namun, kedamaian batin untuk diri sendiri inilah yang perlu diperhatikan.
“Yang pertama dia harus damai dengan dirinya, tidak menggerutu. Misalnya, mempertanyakan, kok rezeki saya cuma sekian, ya? Diterima apa adanya, berusaha sekuat tenaga apa hasilnya diterima,” ujar Quraish.
Untuk itu, umat muslim harus peka terhadap dua hal tersebut, mendekat pada kebaikan dan rasa damai. Jika dirasa-rasa tidak ada peningkatan atau cenderung menjauh dari kedua hal tersebut, maka patut dicurigai bahwa seseorang tersebut tidak bertemu dengan Lailatul Qadar. (H-1)
Aksi solidaritas tersebut dalam menyikapi kondisi warga Palestina yang terusik ibadahnya akibat tindakan Israel yang melakukan intimidasi dan kekerasan kepada warga Palestina.
MENJELANG perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023, Lanud Sutan Sjahrir menggelar bazar murah untuk warga sekitar Tunggul Hitam, Kota Padang, Sumatra Barat, kemarin.
Refleksi diri merupakan salah satu bukti bahwa seseorang berkesadaran penuh dalam menjalankan ibadahnya.
KITA sering kali mendengar atau mengucapkan minal aidin wal faizin di saat Hari Raya Idul Fitri.
Festival Beduk setiap tahun ini juga dimaksudkan untuk menjaga nilai-nilai kebudayaan yang baik ini tidak punah pada generasi milenial.
TOLERANSI ialah nilai kemanusiaan dan semua orang membutuhkannya. Toleransi dibutuhkan karena setiap orang memiliki perbedaan-perbedaan.
Memasuki pertengahan Ramadan, OPPO Indonesia mengadakan kampanye bertema Make Your Moment, mengajak masyarakat, terutama anak muda, berbagi kebaikan.
Berikut 10 filantropis dunia yang suka memberikan donasi tanpa gembar-gembor.
Tahukah kamu kalau hari ini merupakan Hari Kebaikan Sedunia? Sudah berbuat baikkah kamu?
MENJADI haji mabrur adalah orientasi utama dari seluruh proses haji seorang Muslim. Terdapat tiga tanda kemabruran seorang yang telah menunaikan ibadah haji. Apa saja itu?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved