Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Awas Ada Puasa yang Sia-Sia

Naufal Zuhdi
08/4/2023 06:10
Awas Ada Puasa yang Sia-Sia
Ustaz Adi Hidayat.(Dok. Youtube)

SIAPA pun yang sedang berpuasa, sepanjang dia sudah balig mau besar atau kecil, laki-laki atau perempuan, tua atau muda, kaya atau cukup, dan standarnya memenuhi rukun untuk berpuasa akan diperlakukan sama oleh Allah SWT. Apabila di antara mereka tidak mampu meninggalkan perbuatan atau kata-kata dustanya yang tidak bermanfaat kemudian dikerjakan saat puasa, puasanya akan menjadi sia-sia.

"Rasulullah pernah bersabda siapa pun yang tidak mampu meninggalkan perbuatan dusta, perkataan yang sia-sia, sedangkan ia sedang puasa, Allah tidak punya keperluan dalam kebiasaan dia saat puasa yang meninggalkan makan dan minum itu," ucap Ustaz Adi Hidayat dikutip pada Jumat (7/4).

Rasulullah menegaskan agar meninggalkan hal tersebut dengan cepat artinya ada sesuatu yang berbahaya. Seperti kita sebagai manusia yang menerima informasi 'cepat tinggalkan' atau 'cepat jauhi', hal itu menunjukkan ada sesuatu yang berbahaya.

"Saking berbahayanya, itu diminta Nabi Muhammad SAW untuk ditinggalkan dengan cepat, jangan masuk ke situ, jangan lakukan itu," ujarnya.

Maksud yang harus ditinggalkan dengan cepat oleh Nabi Muhammad SAW itu adalah segala sesuatu yang mempunyai makna terkait dengan dusta, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun segala hal.

"Semua perbuatan yang mengandung dusta itu dzur namanya. Misalkan ada kesaksian palsu yang ada dusta di dalamnya, di situ disebut dengan syahadat dzur. Apalagi menyebarkan berita-berita hoaks, itu juga termasuk perbuatan dzur," jelas Ustaz Adi.

Orang-orang yang sedang berpuasa kemudian terlibat dengan dusta, harus berhati-hati karena hal tersebut bisa langsung membatalkan puasa.

"Para ulama ada yang sepakat bahwa kalau orang sudah terbiasa dengan kebiasaan berbohong di saat puasa itu membatalkan, bukan cuma merusak, karena memang menggugurkan pahala-pahala puasa. Hal ini sering tidak disadari banyak orang," paparnya.

Kalau orang masih nekat atau dengan sengaja melakukan hal itu padahal dirinya tahu ini ialah bulan Ramadan dan ia berpuasa, Allah SWT tidak butuh dengan puasa dia.

"Kalau dia masih berbuat dzur, bikin hoaks atau cerita yang tidak benar, bersaksi yang tidak benar, dan menulis di media sosial yang tidak benar, secepat Anda meninggalkan makanan dan minuman ketika Anda berpuasa, secepat itu pula Allah SWT tidak menganggap perbuatan Anda, secepat itu Allah SWT meninggalkan puasa Anda," jelasnya.

Pemberlakuan aturan tersebut dari Allah esensinya merupakan pembelajaran bagi manusia dengan hikmah terbesarnya adalah bagaimana Allah SWT membuat hukum yang ketat melalui rasulnya dalam training Ramadan untuk membuat manusia lebih baik dengan dibiasakan selama 30 hari. "Jadi hukum ini dibuat ketat untuk mengubah perilaku kita lebih baik, Allah menginginkan kita menjadi hamba yang baik lewat puasa ini," tandasnya. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah