Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

TAFSIR AL-MISHBAH: Hidup Manusia tidak Satu Kali

Quraish Shihab
24/6/2016 07:50
TAFSIR AL-MISHBAH: Hidup Manusia tidak Satu Kali
Ilustrasi--MI/Seno(Ilustrasi--MI/Seno)

BANYAK orang yakin bahwa hidup ini hanya sekali.

Sebenarnya tidak, hidup itu minimal dua kali dan bisa tiga kali.

Dalam surat Al Qashash ayat 60 dijelaskan bahwa kehidupan di dunia merupakan kehidupan yang pertama.

Baca juga : Presiden Laksanakan Salat Id Bersama Warga Padang

Selanjutnya ialah kehidupan setelah seseorang dikubur. Ia mati di dunia, tetapi hidup di alam kubur.

Kemudian, orang yang dibangkitkan akan terus hidup hingga seterusnya apabila ia masuk surga.

Ada juga orang yang tidak hidup, tetapi juga tidak meninggal, ialah orang-orang yang hidup dalam neraka.

Baca juga : Buat Takbiran, Presiden Jokowi Beli Kemeja Rp150 Ribu

Maka dari itu, orang-orang yang berkata bahwa hidup itu hanya sekali di dunia, ia melihat kehidupan sekarang dan saat ini.

Adapun orang yang beriman akan melihat kehidupan jauh hingga ke depan.

Ayat ini mengatakan, apa yang dianugerahkan, apa yang diberikan kepadamu dari sesuatu apa pun yang terkecil hingga terbesar, maka itu ialah kesenangan hidup duniawi.

Baca juga : PMI Sukabumi Sediakan Jasa Pijat Gratis bagi Pemudik

"Tidak jarang orang yang sudah diberi Allah, tapi masih tidak puas sehingga dia menerima pemberian dari setan. Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa Allah telah memberikan rezeki kepada orang-orang ini, tapi datang setan menggoda sehingga diambilnya," ungkapnya.

Ia menerangkan bahwa kesenangan hidup duniawi hanyalah sebuah kesenangan sementara yang menjadi hiasan dunia, seperti halnya anak dan harta benda yang hanya bersifat sementara di dunia.

Hidup manusia ditandai adanya gerak, rasa, dan tahu.

Baca juga : Arus Mudik Dari Bali Nyaris Zero Accident

Siapa pun yang tidak memiliki pengetahuan, ia tidak hidup.

Semakin tinggi pengetahuan terhadap gerak, rasa, dan tahu, semakin tinggi kualitas hidupnya.

Hidup ketiga ialah hidup yang sempurna.

Baca juga : Anggota FPI yang Langgar Aturan saat Takbir Keliling akan Ditindak

Gerak manusia masih terbatas, masih terdapat banyak pengetahuawn yang belum diketahui tetapi akan diperoleh ketika berada di surga.

Itulah mengapa hidup di akhirat dinamakan hayyawan, yang artinya ialah hidup yang sempurna.

Dijelaskan pula dalam ayat ini bahwa apa pun yang didapatkan di dunia berpotensi menjerumuskan manusia, akan tetapi apa pun yang didapatkan di akhirat, tidak berpotensi apa pun.

Baca juga : Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok Naik

Maka, apakah orang yang kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya?

Apakah sama dengan orang yang kami berikan kepadanya kenikmatan duniawi, kemudian dia ada hari kiamat termasuk orang-orang yang akan diseret ke dalam neraka?

Demikian bunyi dari ayat 61.

Baca juga : Polisi Ancam Tindak Tegas Warga yang Bawa Petasan Saat Takbir Keliling

Di hari kemudian, mereka yang ingkar dihadirkan ke neraka.

Orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah dan menyekutukan-Nya.

Di ayat 62, Allah pun memanggil mereka yang menyekutukannya dan menanyakan di mana sekutu-sekutunya terdahulu.

Baca juga : Sehari Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Melonjak

Allah melalui malaikatnya berseru kepada mereka yang menyekutukan-Nya.

Maka, dijatuhilah putusan kepada orang-orang yang telah menyekutukan Allah.

Pada ayat berikutnya, setan pun berkata bahwa ia hanya menyesatkan dan berjanji, tetapi tidak mengajak manusia untuk mengikutinya.

Baca juga : Transformasi Diri Idul Fitri

Setan-setan itu mengajak manusia untuk sesat sebagaimana dirinya. (Mlt/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah