Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Malam Mubarakah Nisfu Sya’ban atau Lailatulqadar

Fer/H-1
27/4/2020 05:10

EPISODE kelima ini membahas Surah Ad Dukhan (Kabut) yang insya Allah akan dimulai dari ayat pertama Haa miim. Kemudian ayat kedua, “Demi kitab (Alquran) yang menjelaskan.” Dan, ayat ketiga, “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kami-lah yang memberi peringatan.”

Kami (Allah) melalui perantara (dibawa) oleh malaikat Jibril, maka Allah bersama malaikat Jibril. Itu salah satu yang perlu kita garis  bawahi bahwa Nabi Muhammad SAW memperoleh wahyu dengan bermacam-macam cara, bisa melalui mimpi, malaikat, bisa langsung diilhamkan oleh Allah, dan bisa melalui malaikat Jibril.

Kalau Alquran tidak ada yang melalui mimpi, semua ayat-ayat Alquran diterima Nabi melalui malaikat Jibril. Jadi, disebut Inna anzalnahu fi lailatul mubarakah.

Mubarakah itu berkat, yakni kebajikan yang banyak, sesuatu yang diliputi aneka kebajikan.
Kalau kita lihat di sini dinyatakan bahwa Alquran itu turun pada malam yang penuh berkat. Malam apa itu? Ada yang berpendapat Lailatulqadar dan ada juga yang berpendapat bukan Lailatulqadar karena kalau Lailatulqadar sudah disebut di tempat lain dengan nama Lailatulqadar.

Di sini lailatul mubarakah, ada yang memahaminya ini malam Nisfu Sya’ban atau pertengahan Syakban, tetapi persoalan ini diperselisihkan ulama. Ada tradisi di kalangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah itu pertengahan, saban 15 hari sebelum Ramadan membaca doa dan lain sebagainya.

Inna kunna munzilin, bahwa kitab suci ini yang turun pada malam yang penuh berkah itu, kami turunkan untuk memberi peringatan, pada malam itu, fiiha yufraqu kullu amrin hakim pada malam itu, pada malam kalau Anda berkata Lailatulqadar di bulan Ramadan atau kalau Anda berkata Nisfu Sya’ban pada malam Nisfu Sya’ban itu pada waktu itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.

Ada dua hal yang ingin digarisbawahi. Pertama, dikatakan kullu dalam bahasa Arab semua, jadi segala sesuatu dijelaskan di sana. Sebagian ulama berkata tidak demikian, kata kullu semua itu tidak selalu berarti tanpa terkecuali. Ada ayat-ayat Alquran yang menggunakan kata semua tetapi maksudnya ada sebagian.

Bahwa pada malam mubarakah itu kita berkata Lailatulqadar atau Nisfu Sya’ban menurut para ulama dijelaskan, ada yang berkata ditetapkan semua persoalan yang penuh dengan hikmah. Kata semua bukan berarti setiap rincian sudah ditetapkan atau tetapan, semua rincian yang Allah sudah tahu tetapi itu tidak termasuk yang ditetapkan. Ayat kelima, Amram min indina, inna kunna mursilin. Persoalan yang bersumber dari sisi Kami sesungguhnya, Kami-lah yang mengutus rasul-rasul, kemudian dilanjutkan sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh, Dia Mahamendengar, Mahamengetahui.

Diturunkannya Alquran dan kehadiran rasul-rasul ini ialah rahmat dari Tuhan. Jadi, kenapa dikatakan rahmat? Manusia butuh bimbingan, maka Allah tidak membiarkan mereka sendirian. Allah mengutus utusan-utusan sebab tidak semua manusia bisa langsung berhubungan dengan Tuhan dan menerima tuntunannya. (Fer/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah