Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
CALON Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengunjungi Witri, 67, warga Jalan Perdamaian, Koja, Jakarta Utara, yang sedang sakit, kemarin.
"Tadi didatangi sama Pak Ahok (Basuki). Dadakan mau ke sini. Ibu disuruh ngurangin makan saja sama Pak Ahok," kata Wandi, 38, anak Witri.
Wandi menjelaskan ibunya sudah seminggu tak bisa jalan. Tak ada janji khusus Basuki kepada ibunya.
Basuki juga sama sekali tak menyinggung soal dukungan pilkada.
"Tidak ada bicara soal dukungan. Cuma nasihat saja," ujar Wandi.
Setelah keluar rumah Wandi, Basuki disesaki warga.
Banyak warga kembali datang berkumpul hanya untuk swafoto bersama.
Banyak ibu juga terlihat membawa anak mereka untuk berfoto.
Setelah itu, Basuki kembali mengunjungi rumah Djaman, 70.
Sudah lima tahun Djaman tak bisa berjalan karena sakit stroke.
Lagi-lagi Basuki hanya memberikan dukungan.
"Saya cuma dijanjiin tongkat saja. Katanya mau dikasih," ujar Djaman.
Koordinasi
Jika Basuki blusukan ke Koja, Djarot Saiful Hidayat berkoordinasi dengan kader Golkar seusai mengunjungi Masjid Cut Meutia untuk menunaikan ibadah salat Jumat.
"Titik temunya di mana yang paling dekat, ya, Cut Meutia ini karena saya bilang saya ingin didampingi makan di langganan saya sup buntut yang sudah terkenal. Saya sudah biasa makan di situ dan kita saling ketemu sekaligus silahturahim kemudian saling koordinasi. Ini menandakan bahwa Partai Golkar itu solid sama kita termasuk Pak Idrus Marham (Sekjen Golkar)," kata Djarot.
Djarot enggan menjelaskan hal yang dibicarakan ataupun seputar koordinasi dengan kader Partai Golkar termasuk salah satunya dengan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham.
"Pasti ada omongan lah. Masak ketemu teman lama tidak ngomong," jelasnya.
Djarot sebelumnya diagendakan untuk mengunjungi Masjid Istiqomah di Jalan Tegal Parang Nomor 12 Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Akan tetapi, Djarot tidak jadi ke masjid itu sesuai dengan jadwal.
Dia menepis adanya penolakan dari warga di kawasan Masjid Istiqomah sehingga dia pindah lokasi berkunjung ke Masjid Cut Meutia.
"Saya ingin klarifikasi, ya, kalau tentang penolakan-penolakan itu tidak ada. Masak mau salat Jumat ditolak? Kami bebas lo mau salat Jumat di mana pun. Tergantung kita mau salat di mana pun. Kebetulan memang titik temunya di sini," ujarnya.
Idrus menambahkan banyak pihak yang menginginkan kedatangan Djarot untuk berkunjung bersama warga sehingga dia mengklaim tidak ada penolakan.
"Kita sudah melakukan komunikasi, banyak yang menginginkan kita, ya tadinya di Jakarta Utara."
Menurut Djarot, menjalin silahturahim dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja termasuk seusai beribadah.
"Masjid ini salah satu fungsinya ialah selain tempat peribadahan kepada Allah SWT, juga sebagai tempat silaturahim," ujar mantan Wali Kota Blitar dua periode tersebut.
"Jadi di sini kita ketemu sama umat saling bersilaturahim. Kata Rasulullah jika silaturahimnya baik, insya Allah umurnya panjang dan rezekinya banyak. Jadi termasuk kalau silaturahimnya baik, insya Allah jabatannya itu lanjut." (P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved