Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pimpinan Baru KPK Mengecewakan

Cahya Mulyana
18/12/2015 00:00
Pimpinan Baru KPK Mengecewakan
(Sumber: DPR RI/L-1/Foto: Antara/MI/M Irfan/Ramdani)

SEHARI setelah masa jabatan pimpinan KPK periode 2011-2015 berakhir, Komisi III DPR kemarin akhirnya memilih lima komisioner lembaga antirasywah itu untuk empat tahun ke depan.

Namun, figur-figur yang terpilih dianggap mengecewakan.

Lewat voting tertutup yang berlangsung pada rapat pleno di Gedung DPR, Senayan, tadi malam, sebanyak 54 anggota Komisi III menentukan lima dari 10 calon untuk memimpin KPK.

Mereka ialah Agus Rahardjo, Irjen Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang, dan Laode Muhammad Syarif.

Mantan Plt Wakil Ketua KPK Johan Budi gagal, begitu juga Robby Arya Brata, Sujanarko, Busyro Muqoddas, dan Surya Tjandra.

Dalam voting pemilihan Ketua KPK, Agus Rahardjo juga mendapatkan suara terbanyak yakni 44 suara, unggul atas Basaria (9 suara) dan Saut Situmorang (1 suara).

Mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan empat wakil ketua baru KPK itu selanjutnya akan disahkan dalam rapat paripurna penutupan masa sidang DPR, hari ini.

Namun, terpilihnya mereka mendapat sambutan negatif. Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi UGM Oce Madril, misalnya, menilai kelima pemimpin terpilih itu bisa membahayakan KPK sebagai badan pemberantas korupsi yang paling diharapkan rakyat.

Oce menyinggung Saut Situmorang yang ingin menghentikan kasus BLBI dan Bank Century.

"Apalagi ini pilihan DPR. Ini sepertinya ingin memperlemah KPK ke depan. Tapi, semoga saya salah," ucapnya.

Peneliti ICW Donal Fariz juga menyoroti terpilihnya Saut.

Dalam uji kelayakan dan kepatutan, Senin (14/12), Saut yang lama berkarier di Badan Intelijen Negara memang mengatakan akan menghentikan kasus BLBI dan Bank Century bila ia terpilih karena dua skandal itu hanya akan membuang-buang waktu.

"Sangat fatal bagi KPK bila menghentikan pengusutan dua kasus besar itu," tutur Donal.

"Komposisi pimpinan baru KPK seharusnya memberikan harapan baru, tetapi yang terjadi justru sebaliknya," tukas peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Miko Ginting yang dihubungi terpisah.

Mantan penasihat KPK Abdullah Hehamahua enggan mengomentari pimpinan baru KPK karena ia tak kenal mereka.

"Mereka harus diberi kesempatan. Toh, kalau niat mereka tidak benar, nantinya juga akan tersingkir."

Pencegahan

Johan Budi yang sejak awal diprediksi tak akan terpilih apalagi ketika uji kelayakan dan kepatutan tegas mengatakan tidak setuju dengan revisi UU KPK mengaku ikhlas dengan pilihan Komisi III.

Ia meminta rakyat mendukung pimpinan KPK terpilih.

"Semoga di bawah kepemimpinan yang baru, KPK semakin maju dan selalu on the track," katanya.

Harapan yang sama dilontarkan Busyro.

"Alhamdulillah tidak terpilih. Yang terpilih semoga mampu membuktikan kejujuran, independensi, dan profesionalismenya dari intervensi politik dan pebisnis busuk."

Wakil Ketua Komisi III Desmon J Mahesa (Gerindra) menyatakan pimpinan baru KPK harus meningkatkan upaya pencegahan sebagai instrumen utama pemberantasan korupsi yang di periode-periode sebelumnya tak dioptimalkan.

Anggota Komisi III Nasir Djamil (PKS) mengatakan korupsi paling besar terjadi pada pengadaan barang dan jasa.

Ia pun yakin Agus Rahardjo sebagai Ketua KPK mampu meminimalisasi hal itu dengan pencegahan.

Saut Situmorang mengaku belum bisa menjelaskan arah kebijakan KPK ke depan karena masih perlu dibahas dengan pimpinan lainnya.

(Jes/X-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya