Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Chappy Hakim Naik Pitam

Dero Iqbal Mahendra
10/2/2017 02:57
Chappy Hakim Naik Pitam
(ANTARA/Puspa Perwitasari)

ANGGOTA Komisi VII DPR dari F-Hanura Mukhtar Tompo mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Chappy Hakim. Insiden itu terjadi saat rapat dengar pendapat Komisi VII dengan 12 perusahaan tambang yang berlangsung tertutup, di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

“Saat selesai rapat, biasa kita salaman. Pas saya mau salaman dengan Pak Chappy, dia menolak sambil bekata dengan nada tinggi,” ungkap Mukhtar.

Saat itu, sambung Mukhtar, Chappy mengarahkan telunjuk ke dadanya dengan perkataan bernada tinggi. Peserta rapat pun kaget melihat insiden itu.

“Kau jangan macam-macam. Mana yang kau bilang tidak konsisten. Saya ini orang konsisten,” ujar Mukhtar menirukan perkataan Chappy.

Politikus Hanura itu menegaskan perlakuan Chappy itu tidak lazim. Terlebih, hal itu dilakukan dalam ruang rapat dengan anggota dewan.

“Kita wajar mengkritik. Ini tugas kita sebagai wakil rakyat karena di Freeport ini terdapat masalah laten,” ucapnya.

Mukhtar mengklaim hanya menagih janji Freeport untuk membangun smelter sebagai syarat mendapatkan perpanjangan izin ekspor konsentrat.

“Namun, sampai sekarang, smelter tidak juga dibangun. Presiden harus tahu Freeport ini memiliki permasalahan laten. Saya selalu diskusi mencari solusi yang terbaik,” tukasnya.

Ia berencana bawa persoalan itu ke ranah hukum. Namun, ia harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan rekan sesama Komisi VII dan Ketua Umum Hanura yang baru, Oesman Sapta Odang (OSO). “Pak OSO tiba-tiba telepon saya. Beliau marah ke Chappy. Pak OSO sangat mengerti tata krama dan dia sangat tidak terima,” tegas dia.

Mukhtar menambahkan sejumlah pejabat Freeport sempat menghampirinya beberapa saat pascainsiden. Para pejabat itu berharap insiden tidak diperpanjang.

“Saya akan tetap konsultasi dulu, di antaranya dengan ketua partai saya,” ujar Mukhtar
Vice President Corporate Communications Freeport Indonesa Riza Pratama mengaku tidak bisa komentar banyak soal itu. Ia tidak membantah ataupun membenarkan insiden tersebut.

“Saya tidak lihat. Saya tidak tahu detailnya,” ucap Riza melalui pesan singkat kepada wartawan.
Metrotvnews.com mencoba mengklarifikasi langsung ke Chappy melalui telepon dan pesan singkat, tetapi hingga berita ini diturunkan belum ada respons.


Minta maaf

Anggota Komisi II dari F-NasDem Akbar Faisal memprotes perlakuan tidak menyenangkan terhadap Mukhtar.
“Saya keras memprotes insiden yang dilakukan Presdir PT Freeport Indonesia terhadap anggota DPR seusai rapat dengar pendapat. Tindakan itu tak sesuai etika dan barbar,” tegasnya.

Ia menilai tindakan tersebut secara tidak langsung merupakan penghinaan terhadap pemerintah dan masyarakat. Karena itu, dia meminta Chappy meminta maaf secara ­terbuka kepada Mukhtar dan Komisi VII DPR.

“Selain itu, kami meminta Chappy Hakim diberhentikan sebagai presdir,” ­tandasnya.
Menurut Akbar, sikap tegas diperlukan untuk menegakkan kehormatan Indonesia mengingat Mukhtar adalah wakil rakyat yang mendapat mandat resmi berdasarkan konstitusi RI. (Ind/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya