Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Irama Betawi dan Pantun Iringi Langkah Djarot

Nur Aivanni
06/2/2017 03:42
Irama Betawi dan Pantun Iringi Langkah Djarot
(Ilustrasi--ANTARA/Rivan Awal Lingga)

CALON Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat 'dicegat' seniman Betawi saat hendak masuk tempat peresmian Relawan Kerja Pendukung Badja (Basuki-Djarot) di Gelanggang Olahraga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, kemarin.

Pencegatan itu bukan dalam rangka menolak Djarot, melainkan bagian dari tradisi palang pintu. Lagu Indonesia Pusaka ciptaan Ismail Marzuki yang sudah diaransemen ulang dengan irama khas Betawi ikut mengiringi aksi tersebut.

Kelompok musik Sinar Mutiara Kemayoran begitu piawai dalam bermusik. Djarot terpesona.

Sesekali jari-jarinya ikut berjentik, mulutnya pun ikut menyanyi.

Tak puas bernyanyi, Djarot sampai terjun langsung memainkan gamelan.

Setelah itu, Djarot berupaya masuk ke gelanggang olahraga.

Lagi-lagi langkahnya terhenti.

Kali ini, jawara Betawi yang menjadi palang pintu.

Rombongan Djarot tidak mau kalah.

Ia mengerahkan jawara untuk menghadapi jawara palang pintu.

Aksi berbalas pantun terjadi.

"Ikan betutu ikan cucut, kudu di kuali masaknye. Kalo rombongan pada pengen masup, hadepin dulu jawaranye," ujar jawara berbadan gempal itu.

"Ini doang nih jawaranye? Jawara kita naek bis, masup jurang selamet. Orang die kagak ikut," balas jawara rombongan Djarot.

Aksi berbalas pantun di antara kedua jawara berlangsung dengan begitu jenaka.

Djarot yang merupakan mantan Wali Kota Blitar itu sampai tidak bisa menahan tawa.

Di balik tawanya itu, ia sejatinya mengagumi budaya Betawi yang unik, sarat canda-tawa.

Setelah tradisi palang pintu dari Betawi selesai, Djarot kemudian masuk ke gelanggang.

Ia mendapat sambutan hangat dari para relawan yang sudah lama menanti.

Hal unik lainnya, ada relawan yang sampai menggendong Djarot masuk.

Dalam kampanyenya, Djarot mengingatkan para pendukung jangan takut mengekspresikan pilihan mereka kepada publik.

Menurut Djarot, tidak ada satu orang pun yang berhak melarang selama dukungan tersebut dilakukan secara benar.

"Ketika kalian ke tempat umum, ke pasar, mal, tempat rekreasi, boleh pakai baju kotak-kotak? Boleh, berani enggak kalian?" teriak Djarot.

"Enggak perlu ada satu pun yang harus ditakuti di sini. Enggak perlu takut, ini hak kita. Ini Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua berhak dan memiliki hak yang sama," lanjut dia.

Selain ke Kebon Jeruk, Djarot berkampanye ke sejumlah titik di Jakarta.(Nur Aivanni/MTVN/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya