Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Elektabilitas Ahok-Djarot Naik, Agus-Sylvi Teratas

Cahya Mulyana
14/12/2016 17:30
Elektabilitas Ahok-Djarot Naik, Agus-Sylvi Teratas
(MI/M.Irfan)

HASIL survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny Januar Ali menyatakan masyarakat sudah memaafkan kesalahan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Elektabilitas pasangan nomor urut dua calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta itu pun mulai meningkat.

"Permintaan maaf Ahok yang berulang-ulang disampaikan mulai diterima sebagian publik. Walau tetap banyak yang anti Ahok, tapi sebagian hati publik sudah memaafkan," terang Denny dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/12).

Menurutnya, temuan itu berdasarkan survei LSI periode 1-6 Desember terhadap 440 responden dengan Margin of Error survei ini plus minus 4.8%. dari survei itu, terlihat warga ibu kota juga mulai melirik pasangan ini kembali atau dukungan terhadap Ahok dan pasangannya Djarot Saiful Hidayat.

"Mengapa Ahok-Djarot untuk pertama kalinya rebound? Sejak LSI melakukan survei di bulan Maret, Juli, Oktober, November, dukungan untuk Ahok selalu menurun. Namun di bulan Desember 2016 ini, untuk pertama kalinya dukungan Ahok naik" katanya.

Penyebabnya, kata dia, Ahok berubah sikap. Ahok terlihat lebih low profile dan mulai menghindari bicara yang kesannya arogan, kasar, dan kontroversi.

"Oleh sebagian pemilih, Ahok dinilai hanyalah korban dari politisasi agama. Ahok dianggap oleh segmen ini dizalimi dan dianiaya," lanjut dia.

Meskipun mengalami rebound elektabilitasnya, kata Denny, hal itu belum cukup untuk membuat Ahok kembali nomor 1 dalam hal dukungan publik. Hal ini terjadi karena alasan Ahok masih berstatus sebagai tersangka.

Denny menjelaskan pilkada DKI Jakarta tinggal 63 hari lagi dan undecided voters sudah jauh mengecil menjadi kurang lebih 15 persen saja. Sudah lima kali LSI melakukan survei pilkada DKI, sejak bulan Maret, Juli, Oktober, November dan Desember 2016.

"Hasil survei saat ini, Desember 2016, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylvi) memperoleh 33.6 persen. Kemudian pasangan Ahok-Djarot memperoleh dukungan 27.1 persen, dan pasangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno (Anies-Sandi) memperoleh dukungan 23.6 persen. Mereka yang belum memutuskan (undecided voters) sebesar 15.70 persen," paparnya.

Ia mengatakan dukungan pemilih cukup terfragmentasi kepada ketiga kandidat. Memang selisih elektabilitas pun di antara ketiga kandidat belum double digit. Namun demikian, saat ini pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana sudah mengungguli kompetitor terdekatnya yaitu pasangan Ahok dan Djarot dengan selisih 6.50 persen.

"Peluang pilkada dua putaran cukup besar. Khusus pilkada DKI Jakarta, calon pemenang harus memperoleh dukungan minimal 50persen+1," jelasnya.

Denny mengatakan mayoritas publik juga tak nyaman dengan pro kontra kasus Ahok sejak mencuatnya kasus Al-Maidah. "Terlepas dari sikap mereka yang pro atau anti Ahok, sebesar 68.5 persen publik menyatakan kehidupan mereka terganggu atau tidak nyaman dengan berbagai pro kontra yang diwujudkan dalam bentuk aksi dukung atau tolak mantan Gubernur Basuki Tjahaya Purnama,"tutupnya. OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya