Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
KASUS dugaan penistaan agama yang dilakukan calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus mewarnai ruang diskusi publik saat ini. Proses peradilan terhadap mantan bupati Belitung Timur itupun tinggal menunggu hari.
Menanggapi situasi pelik yang dihadapi Ahok saat ini, Pengamat Politik, Maksimus Ramses Lalongkoe berpendapat, calon gubernur Basuki Purnama berada dalam situasi yang tidak mudah bagi semua orang bisa menghadapinya. Situasi yang cukup pelik dan terjadi saat proses pelaksanaan Pilkada berlangsung.
"Situasi yang dihadapi Ahok memang tidak mudah bagi semua orang bisa melewatinya. Ahok harus menghadapi kenyataan ini di saat proses Pilkada berlangsung tentu tidak mudahkan?", kata pria yang biasa disapa Ramses ini di Jakarta, Rabu (7/12).
Menurut Ramses, situasi yang menimpa Ahok menculkan dua kemungkinan pilihan publik Jakarta. Kemungkinan pertama, melalui situasi ini, secara kuantitas dukungan pemilih Ahok meningkat dengan asumsi Ahok merupaka korban dinamika politik nasional saat ini.
"Kemungkinan kedua, dengan situasi ini pula, justru tingkat dukungan pemilih Ahok menurun akibat pemilih mengalihkan dukungannya kepada calon lain dengan berbagai pertimbangan baik obyektif maupun subyektif," ucapnya.
Proses peradilan kasus Ahok, lanjut Ramses, masih panjang, mulai dari Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Mahkamah Agung, hingga kasasi. Itu artinya proses hukum ini masih memakan waktu lama sementara pelaksanaan Pilkada praktis tinggal tersisah 2 bulan lebih. Dalam kurun waktu singkat ini terjadi pergeresan-pergeseran pemilih yang dilatarbekakangi berbagai faktor penyebabnya.
Direktur Eksesuktif Lembaga Analisis Politik Indonesia itu nenambahkan, jika Pilkada Jakarta Ahok terleminasi atau kalah dari calon lain nampaknya menjadi hal biasa saja. Namun kalau ternyata Ahok keluar sebagai pemenang, ini yang menjadi luar biasa dan menarik untuk dilakukan riset serta studi politik dari pemilih Jakarta.
"Kalau Ahok kalah menjadi hal biasa saja karena memang Ahok sedang didera kasus dugaan penistaan agama. Tapi kalau Ahok menang ini yang menjadi hal luar biasa karena di tengah tekanan proses hukum yang dialami Ahok justru memengaruhi kuantitas pemilih, dan situasi ini bisa dilakukan riset dan studi politik", ucap Dosen Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana Jakarta itu.OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved