Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pengamat: Meski Hoaks, Dua Kali Ancaman Bom pada Saudi Airlines Tidak Boleh Diabaikan

Rahmatul Fajri
22/6/2025 14:48
Pengamat: Meski Hoaks, Dua Kali Ancaman Bom pada Saudi Airlines Tidak Boleh Diabaikan
Pesawat Saudi Airlines nomor penerbangan SV-5276 berada di landasan usai mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (17/6/2025).(Antara/ Yudi Manar)

PENGAMAT militer dan Kepala Laboratorium Indonesia 2045 (Lab 45), Jaleswari Pramodhawardani menilai bahwa dua kali ancaman bom di pesawat Saudi Airlines. Peristiwa ancaman bom pada Saudi Airlines terjadi pada Selasa (17/6) dan Sabtu (21/6).

 

Jaleswari menekankan agar pemerintah dan penegak hukum tidak boleh menganggap ancaman bom tersebut berlalu begitu saja. "Saya kira dua insiden ancaman bom dalam waktu berdekatan, meskipun diklasifikasikan sebagai informasi yang tidak berdasar/hoaks merupakan sinyal yang tidak boleh diabaikan," kata Jaleswari kepada Media Indonesia, Minggu (22/6).

 

Lebih lanjut, ia meminta bahwa, meskipun ancaman bom tersebut hoaks, pelaku harus ditindak tegas. Penegakan hukum yang kuat akan memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang mencoba mengganggu keamanan penerbangan dan menciptakan kepanikan publik.

 

Jaleswari juga mendorong aparat agar mempererat kerja sama lintas lembaga. Koordinasi formal antara Kementerian Perhubungan, Polri, TNI, maskapai penerbangan, dan otoritas penerbangan sipil negara lain (seperti GACA Saudi Arabia dan ACC Kuala Lumpur) harus terus ditingkatkan. Ia mengatakan saluran komunikasi harus dipastikab berjalan lancar dan informasi dapat dibagi secara efisien dalam situasi darurat.

 

"Secara keseluruhan, insiden ini menunjukkan bahwa ancaman terhadap keamanan penerbangan tetap menjadi perhatian serius, bahkan jika ancaman tersebut tidak berdasar. Respons yang cepat, kolaborasi yang kuat, dan evaluasi berkelanjutan adalah kunci untuk menjaga keselamatan penerbangan kita," katanya.

 

Langkah yang Harus Diambil

Jaleswari mengatakan aparat perlu mengambil beberapa langkah dan memperhatikan sejumlah hal terkait ancaman bom di pesawat tersebut. Pertama, peningkatan standar operasional prosedur (SOP) keamanan. Evaluasi ulang dan perketat SOP penanganan ancaman bom, mulai dari penerimaan informasi hingga proses pemeriksaan dan evakuasi.

 

"Pastikan seluruh personel terkait, dari kru maskapai, petugas bandara, hingga tim keamanan, memahami dan mampu menerapkan SOP ini dengan baik," katanya.

 

Kedua, ialah analisis pola dan modus operandi. Ia mengatakan penting bagi aparuntuk melakukan analisis mendalam terhadap dua insiden ini. Apakah ada kesamaan dalam metode pengiriman ancaman (email, telepon), bahasa yang digunakan, waktu kejadian, atau bahkan rute penerbangan yang ditargetkan? Pola-pola ini dapat memberikan petunjuk mengenai motivasi dan identitas pelaku.

 

Ketiga, peningkatan intelijen siber dan monitoring media sosial. Ia mengatakan ancaman bom, terutama yang bersifat hoaks, seringkali berasal dari dunia maya. "Peningkatan kemampuan intelijen siber untuk melacak sumber ancaman, memantau forum-forum gelap, dan media sosial adalah krusial. Identifikasi individu atau kelompok yang memiliki riwayat menyebarkan ancaman palsu," katanya.

 

Selanjutnya, edukasi dan kesadaran masyarakat. Masyarakat juga memiliki peran penting. Edukasi publik mengenai bahaya menyebarkan hoaks atau informasi yang tdk benar, terutama terkait ancaman keamanan, harus terus digalakkan. "Kampanye kesadaran ini dapat membantu mengurangi insiden ancaman palsu yang menghabiskan sumber daya dan menyebabkan kepanikan," katanya.

 

Sebelumnya, pada Selasa (17/6), Saudi Airlines SV 5726 rute Jeddah – Jakarta mendapat ancaman bom lewat email dari orang tak dikenal. Pesawat ini membawa 442 jemaah haji kloter 12 JKS.

 

Sementara Sabtu (21/6) pesawat Saudia Airlines SV-5688 rute Jeddah-Muscat-Surabaya juga mendapat ancaman bom. Pesawat ini mengangkut 376 jemaah haji kloter 33 SOC. Pesawat kemudian mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya