Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
WAJAH lusuh seorang pengemudi taksi berusia lebih 50 tahun terlihat di tengah kerumunan warga ibu kota yang antre meminta swafoto dan mengeluarkan keluh kesah masalah kepada calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (16/11). Mata pria yang telah mengemudi taksi 13 tahun itu berkaca-kaca sambil menatap gubernur nonaktif yang akrab disapa Ahok itu.
Mukti, demikian nama pengemudi taksi itu, hadir menemui calon pimpinan Jakarta tersebut, lantaran terdorong kabar penetapan tersangka yang telah diputuskan kepolisian terhadap idolnya itu. Nasib yang menerpa Ahok membuatnya menancap gas kendaraan yang sekaligus jadi alat untuknya mencari nafkah dari Kelapa Gading, Jakarta Utara menuju rumah Lembang, Menteng.
"Saya tadi sedang mengurus surat-surat di Kelapa Gading, kemudian melihat berita Pak Ahok jadi tersangka. Langsung saya ke sini, gak mikir apa-apa lagi," ujar Mukti, di Rumah Lembang, Menteng.
Menurutnya, kaget bercampur sedih menghinggapinya setelah tahu Ahok ditetapkan sebagai tersangka. Padahal, dia yakin Ahok merupakan sosok yang paling berarti dalam kehidupannya.
"Saya ke sini untuk memberikan dukungan moril. Sebagai warga Mampang, saya satu dari jutaan warga Jakarta yang merasakan langsung perubahan sejak Pak Ahok memimpin. KJP (Kartu Jakarta Pintar) dan pelayanan kesehatan yang sangat baik meringankan beban saya yang hanya sopir taksi ini," paparnya.
Ia menilai, Ahok layak kembali memimpin Jakarta. Pasalnya bukti-bukti kinerja Ahok tidak bisa dilupakan dan terbantahkan warga Jakarta.
"Saya rela dukung Pak Ahok dengan seluruh kemampuan. Karena anak saya bisa lancar sekolah karena KJP, sakit tidak usah takut, kali (sungai) jalan, taman semua bersih. Alasan itulah yang menjadikan saya suka dan berharap dia terpilih lagi apapun statusnya," ujarnya.
Rumah Lembang yang digagas Ahok sebagai ruang penyampaian hati warga Jakarta menjelang siang semakin ramai. Padahal di Jalanan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Bareskrim Polri secara tegas menetapkan Ahok sebagai tersangka penodaan agama.
Kendati begitu, Ahok usai menerima nasibnya itu masih menerima aduan warga yang sedia menunggu sejak pukul 07:00 WIB. Salah satunya, Asnan Muhayat, warga Jakarta Pusat. Dia meminta Ahok memperhatikan nasib guru sekolah swasta yang jumlahnya jauh lebih banyak dibanding sekolah negeri yang belum mendapat tunjangan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Seluruh karyawan Pemda DKI yang berstatus honor dan tata usaha serta guru di sekolah negeri sudah digaji UMP Rp3,1 juta. Guru swasta DKI lebih banyak dibanding negeri, tapi belum dapat tunjangan sehingga mudah-mudahan dapat perhatian walaupun tidak besar," kata Asnan kepada Ahok.
Sebagai guru swasta, dia berharap nasibnya bisa berubah jika Ahok kembali terpilih kembali menjadi gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Oleh sebab itu, dia siap memberikan suaranya untuk Ahok.
"Saya dukung bapak (Ahok) semoga kembali menjadi Gubernur ya Pak," ujarnya.
Ahok menyerap aspirasi itu dan berjanji akan memperhatikan nasib guru, serta dunia pendidikan secara umum.
Kepada seluruh warga yang hadir, Ahok juga meminta doa untuk bisa lalui proses hukum dengan lancar dan mampu membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.
Setelah puas mengutarakan keluh kesah, swafoto, dan memberikan doa kepada Ahok. Warga bersama tim pemenangan langsung menyanyikan lagu optimisme. "Maju tak gentar membela yang benar," seru seluruh yang hadir mengantarkan Ahok yang bergegas pergi untuk mencabut salah satu giginya. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved