Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
ELEKTABILITAS pasangan petahana, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat kian merosot pasca kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok. Saat ini, menurut hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) elektabilitas Ahok-Djarot berada di angka 24,6 persen.
Terkait kian merosotnya elektabilitas, Djarot mengaku tidak ambil pusing. Sebab, meski merosot, pasangan Ahok-Djarot masih mengungguli dua pasangan lainnya; Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Tapi tetep unggul kan? Ya Alhamdulillah," tutur Djarot di sela-sela blusukannya di daerah Cakung, Jakarta Timur, Minggu (13/11).
Menurut dia, hasil survei tersebut tidak perlu dipusingkan. Yang terpenting, baik Ahok-Djarot, tim pemenangan dan relawan tetap bekerja keras untuk memenangkan pasangan yang diusung PDI Perjuangan, Golkar, NasDem, dan Hanura itu.
"Lebih baik kita itu prinsip, militan. Lebih baik hampir kalah daripada hampir menang," tegas bekas Wali Kota Blitar itu.
Pada hasil penelitian LSI menyebut, tingkat elektabilitas Ahok-Djarot pada November menurun ke angka 24,6 persen. Sementara, Agus-Sylvi mencatatkan dukungan 20,9 persen, dan Anies-Sandi 20,0 persen.
LSI mengatakan, ada empat faktor yang menyebabkan menurunya elektabilitas pasangan Ahok-Djarot. Pertama soal kasus dugaan penistaan agama.
Kemudian, faktor lainnya, yakni resistensi pemimpin beda agama makin tinggi. Menurut LSI, hingga November 2016, pemilih Muslim yang tidak bersedia dipimpin oleh gubernur non-muslim sebesar 63,4 persen.
Persentase tersebut naik dari survei bulan lalu yang mencatatkan resistensi pemimpin beda agama mencapai 55,6 persen. Bahkan, jika dibanding survei Maret, angkanya jauh lebih besar, dengan angka 40 persen.
Kemudian, yang menyebabkan elektabilitas Ahok terus merosot yakni tingkat kesukaan Ahok yang ikut menurun. Jika pada Maret 2016 kemarin tingkat kesukaan Ahok masih sebesar 71,3 persen, pada bulan November angka tersebut sudah mencapai 48,30 persen.
Terakhir, faktor personalitas dan kebijakan Ahok. Faktor ini terkait dengan persepsi arogan yang tecermin dari cara komunikasi dan gaya kepemimpinan Ahok. MTVN/OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved