Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PENGAMAT Politik CSIS Arya Fernandes mengatakan kasus dugaan penistaan agama yang menyeret Calon Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hanya berpengaruh pada pemilih yang belum menentukan pilihannya atau disebut dengan swing voter. Sementara, pemilih yang telah menentukan pilihannya kepada Ahok tidak akan terpengaruh dengan adanya kasus tersebut.
"Yang terpengaruh oleh (kasus) Al-Maidah hanya pemilih yang belum menentukan pilihannya atau swing voter. Mereka akan mempertimbangkan pilihannya. Swing voter ini kisarannya sekitar 25%," terangnya dalam diskusi yang bertajuk Pilkada DKI Jakarta dan Eksploitasi Isu SARA, di Jakarta, Kamis (10/11).
Pemilih yang telah menentukan pilihannya kepada Ahok, kata dia, justru semakin solid. Namun, sambungnya, paska kasus Al-Maidah ini Ahok akan cukup berat untuk meningkatkan kembali elektabilitasnya. "Itu karena dia harus kembali mengambil hati para swing voter. Dia harus meyakinkan kembali swing voter. Juga, tingkat mesin partai yang belum begitu solid," katanya.
Ia pun menyarankan agar partai politik pendukung Ahok-Djarot Saiful Hidayat untuk buka suara terhadap kasus yang menimpa Ahok. Pasalnya, pemilih parpol kini tengah menunggu sikap resmi dari parpol tersebut. "Menurut saya, yang diharapkan pemilih partai-partai pendukung ini adalah partai bersuara. Mereka ingin dengarkan pandangan mereka. Kalau parpol koalisi petahana belum bersuara, akan mempengaruhi pemilih partai. Ada korelasi antara pilihan partai dengan pilihan kandidat," tuturnya.
Di sisi lain, ia mengutarakan kandidat non-petahana lah yang kemudian bisa mengambil suara dari swing voter. Kandidat tersebut yakni Agus Harimurti-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Terkait adanya penolakan terhadap Paslon Ahok-Djarot saat berkampnye blusukan, Arya menyarankan agar mereka mengubah strategi kampanyenya. "Petahana bisa mempertimbangkan untuk saat ini pada kampanye tertutup, di ruangan kepada segmen-segmen khusus, misalnya untuk kalangan mahasiswa, pengusaha, karyawan atau anak muda. Itu untuk cooling down dulu," terangnya.
Bagi petahana, kata dia, efek kampanye dalam aksi blusukan tidak akan terlalu besar. Pasalnya, mereka sudah lebih dikenal oleh warga. "Warga sudah kenal dia dan programnya," tandasnya. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved