Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pendiam namun Berbahaya

Sumantri/Nicky Aulia Widadio
21/10/2016 02:33
Pendiam namun Berbahaya
(ANTARA)

SULTAN Azianzah merupakan sosok yang pendiam dan jarang bergaul. Pemuda berusia 22 tahun itu lebih sering menghabiskan waktunya di depan komputer sambil berselancar di dunia maya.

Namun, di balik sikapnya tersebut, Azianzah ternyata pribadi berbahaya.

"Dia pendiam dan tidak bergaul di lingkungannya. Entah kenapa Sultan Azianzah kok berbuat begitu," kata Ketua RT 03/04, Lebak Wangi, Sepatan, Tangerang, Banten, Muhidin.

RT 03/04 tempat tinggal keluarga Azianzah.

"SA merupakan adik dari anggota Polres Metro Tangerang. Tapi kakaknya ini tidak tahu aktivitas adiknya tersebut. Adiknya ini senang bermain komputer dan browsing sesuatu hal," beber Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus di Mabes Polri, Jakarta.

Sikap Azianzah yang berbahaya ditunjukkannya, kemarin pagi.

Ia menyerang tiga polisi di kawasan pendidikan Yuppentek, Cikokol, Kota Tangerang.

Belakangan diketahui, Azianzah ingin merebut pistol untuk membunuh orang-orang yang disebutnya sebagai barisan anshar thogut atau pasukan kafir.

Dalam rekaman video yang beredar di dunia maya, Azianzah mengaku telah mencuri peluru milik kakaknya tanpa sepengetahuan si pemilik.

"Saya ambil. Dia enggak tahu tapi. Biar saya dapat senjata. Iya (untuk bunuh), anshar thogut," ujarnya dengan suara lirih karena menahan sakit.

Sakit itu ia alami lantaran ditembus timah panas di bagian paha dan kaki setelah rekan polisi yang berada di lokasi penyerangan berhasil melumpuhkan dirinya.

Beberapa jam setelah aksi teror itu, Azianzah dikabarkan tewas.

Ia melepas nyawa dalam perjalanan dari RSUD Tangerang menuju ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, lantaran kehabisan darah.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setyono menambahkan, Azianzah merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.

Kakak pertama Azianzah merupakan satpam di Bandara Soekarno-Hatta.

Dua kakak kandung lainnya, kata Awi, merupakan anggota kepolisian di Polres Metro Tangerang sebagai anggota reserse narkoba dan anggota satuan lalu lintas.

Terkait dengan keseharian lain Azianzah, Muhidin mengaku hanya mengetahui pelaku keluar rumah untuk belajar silat di salah satu tempat di Lebak Wangi.

Pelaku juga pernah beberapa kali daftar dan mengikuti tes untuk menjadi anggota kepolisian.

"Setahu saya, dia merupakan pengangguran yang jarang bergaul. Bapak dari pelaku sudah pensiun dan tinggal di Palembang, Sumatra Selatan," imbuhnya.

Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan media sosial kini digunakan kelompok-kelompok teroris untuk menyebarkan paham radikalisme dan merekrut anggota baru. (Sumantri/Nicky Aulia Widadio/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya