Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PRESIDEN Joko Widodo atau Jokowi menjamu Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih, Prabowo Subianto, di Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Minggu (13/10). Putra Jokowi sekaligus Wakil Presiden (Wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka, juga turut mendampingi.
Ketua MPR RI Ahmad Muzani menerangkan bahwa sebagian besar pembahasan dalam pertemuan ketiga tokoh tersebut ialah soal persiapan pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober mendatang.
“Sebagian (pembahasan) soal persiapan 20 Oktober. Yang saya dengar begitu,” ujar Muzani, Senin (14/10).
Soal ada tidaknya pembicaraan soal kabinet Prabowo, Muzani tidak menjelaskannya lebih lanjut. Adapun Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga hadir dalam perjamuan itu. Dalam foto, dia bersama Gibran tampak menyimak obrolan Jokowi dan Prabowo.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, mengonfirmasi pertemuan dua tokoh tersebut. Pertemuan bertajuk silaturahmi keberlanjutan. "Silaturahmi kebersamaan dan keberlanjutan. Itu tema utamanya," kata Pratikno melalui keterangan tertulis, Minggu (13/10). (Ykb/I-2)
Atas tujuan apa sebenarnya Mendagri memutuskan Sumut menjadi pemilik baru empat pulau itu? Adakah agenda tersembunyi baik ekonomi atau politik?
Apakah itu juga pertanda inilah akhir episode 'petualangan' politik Jokowi pascalengser dari kursi kekuasaan yang sebelumnya sarat dengan cawe-cawe?
Akankah ancaman terkini senasib dengan ancaman-ancaman sebelumnya? Bukan janji tapi sekadar basa-basi? Jika benar dia akan merombak kabinet, siapa saja yang bakal diganti?
Ada spekulasi bahwa Presiden Prabowo Subianto yang memerintahkan. Benarkah?
Apakah semua ini mengonfirmasi bahwa ada matahari kembar di tampuk kekuasaan? Juga, akankah Prabowo akan mulai berpaling dari Jokowi setelah bertemu Megawati?
Atau, yang dikhawatirkan banyak kalangan, jangan-jangan itu wujud dari koncoisme yang bisa berdampak buruk pada bangsa dan negara?
Lebih memprihatinkannya lagi, Kemenaker menganggap fenomena itu tak menunjukkan sulitnya mencari kerja. Aneh kan?
Apa sebenarnya motif Ade Armando menyatakan Gibran adalah wapres terbaik yang dimiliki Indonesia? Tes ombakkah? Atau, jangan-jangan ada tujuan politik tertentu.
Mampukah dia mengembalikan dan menjaga kepercayaan itu? Apa yang harus dia lakukan?
Akankah Jokowi tetap berpolitik dan membantu Gibran dengan partai perorangan alias tanpa partai politik?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved