Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
CALON Presiden nomor 1 Anies Baswedan menemui Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Rabu (24/1). Sri Sultan mengaku berdialog tentang beberapa hal soal bernegara dan berbangsa dengan Anies.
"Ya saya hanya dialog. Saya enggak punya pesan-pesan, karena saya juga enggak perlu apa-apa. Jadi saya sekadar mengingatkan, tetapi sambil kita berdialog, apa yang mestinya harus dijaga. Ya seperti tadi, (kami) bahas kebinekaan, menyangkut dominasi, bagaimana ya pemimpin itu (seharusnya)," ungkap Sri Sultan.
Sri Sultan pun memaparkan harapannya terhadap pemimpin Indonesia di masa depan. Menurut Sri Sultan, seorang pemimpin harus bisa mengibarkan semua bendera, meskipun berasal dari satu bendera.
Baca juga: Presiden tak Pakai Fasilitas Negara, Mungkinkah?
Pemimpin yang baik ialah yang tidak merasa berkuasa. Bagi Sri Sultan, kekuasaan seharusnya diabdikan untuk semua rakyat tanpa membedakan.
"Karena sekecil apapun bendera itu diangkat, tetap itu juga pemilihnya, bagian dari anak Republik Indonesia sendiri, jangan dipinggirkan, harus didengar juga sekecil apapun bendera itu karena yang milih juga rakyat Indonesia. Kita jangan maunya yang berkibar bendera sendiri. Ini pendapat saya," kata Sri Sultan.
Dalam kesempatan ini, Sri Sultan juga kembali menegaskan siapapun pilihan pada Pemilu 2024, hal itu ialah hak pribadi tiap individu. Ia bahkan mengaku tidak mengetahui pilihan istri dan anak-anaknya setiap pemilu berlangsung. Pilihannya secara pribadi juga tidak pernah diketahui oleh istri dan anak-anaknya.
Baca juga: Ini Isi Pembicaraan dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X
"Saya sama istri, sama anak pun tidak pernah saya arahkan kok. Karena dia punya hak sendiri secara asasi untuk menentukan pilihan. Terserah saja, nyoblos silakan, enggak silakan, itu urusan dia. Karena bagi saya itu hak individu-individu, biarpun itu istri dan anak," terang Sri Sultan.
Anies Baswedan mengatakan, dirinya mendapatkan amanah mengikuti proses konstelasi pemilihan presiden. Untuk itu, dirinya datang menemui Sri Sultan untuk memohon doa restu sekaligus bimbingan dari Sri Sultan.
"Tadi ngobrolnya agak panjang, untuk mendengar banyak hal dari Sri Sultan. Kami sendiri merasakan betul bahwa Jogja sebagai melting pot dalam menjaga kebinekaan, kira-kira (Jogja) seperti gado-gadonya Indonesia," ungkapnya.
Anies pun mengaku tidak ada pembicaraan secara khusus dengan Sri Sultan selama pertemuan yang berlangsung hampir 2 jam ini. Namun, menurutnya, sempat ada pembicaraan tentang kemajuan di Yogyakarta selama ini.
"Kami sampaikan bahwa kita ingin kawasan selatan Jogja kita seriusi pengembangannya dengan dukungan pemerintah pusat. Ini supaya kawasan selatan Jogja maju berkembang dan menjadi salah satu penggerak perekonomian, pusat kebudayaan, dan penghidupan," terang Anies. (Z-2)
SRI Sultan Hamengku Buwono X turut hadir dalam acara resepsi pernikahan Stevi Harman dan Mario Pranda yang digelar di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan.
Lebih dari tantangan lingkungan, Sri Sultan menyebutkan, tantangan terbesar sesungguhnya adalah pada aspek sosial dan perilaku, yang mana edukasi kesehatan menjadi kunci.
Sri Sultan juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk merawat dan mengembangkan Yogyakarta melalui harmoni antara tradisi, demokrasi, dan inovasi.
Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Kilen, Kota Yogyakarta, Rabu (15/1) pagi.
Mengenai nilai ganti rugi, Sri Sultan menyebut, angkanya memang kecil. Angka kecil tersebut dipilih untuk menegaskan bahwa fokus gugatan adalah tertib administrasi dan kepastian hukum.
Sri Sultan menyatakan semua pendataan jumlah pemilih atau Daftar Pemilih Tetap (DPT) di DIY sudah tuntas.
Romo Benny mengajak pemuda untuk keluar dari mentalitss manusia penjajah
Budayawan Antonius Benny Susetyo menuturkan kondisi saat ini yang sarat krisis konstitusi dan demokrasi butuh penyikapan segera yakni dengan mengembalikan politik pada jalan kebudayaan.
Rakernas itu bertujuan mempertajam dan mengevaluasi program kerja, yang dicanangkan pada Munas IX LDII.
Politik kebinekaan ialah politik yang didasarkan pada kenyataan sosial-politik kita yang beragam dan tidak biner.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved