Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

12 RS Diduga Edarkan Vaksin Palsu

Beo/Gan/X-11
12/7/2016 07:10
12 RS Diduga Edarkan Vaksin Palsu
()

MABES Polri tengah mengidentifikasi 12 rumah sakit yang diduga mengedarkan vaksin palsu.

Hal tersebut diketahui setelah dilakukan pemeriksaan mendalam terhadap 18 tersangka. Sebanyak 16 orang di antara mereka telah ditahan dan dua lagi masih di bawah umur.

"Rumah sakit tersebut tersebar di wilayah Jawa dan Sumatra, belum bisa dipastikan keterlibatannya. Kami membutuhkan fakta secara detail atas kasus ini," ungkap Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jendral Agung Setya, kemarin.

Agung belum bisa menyebutkan secara detail nama rumah sakit itu. Penyidik memilih bungkam karena khawatir ada yang menghilangkan barang bukti.

Polri akan bertukar informasi dengan Satgas Penanganan Vaksin Palsu. Diharapkan, dari satgas itu pihaknya pun bisa segera mengetahui korban yang sudah terpapar vaksin palsu.

"Saat ini Satgas Penanganan Vaksin Palsu terus bekerja. Satgas ini merupakan gabungan dari beberapa instansi yang khusus bekerja dalam menangani kasus vaksin palsu ini sesuai kompetensi," katanya.

Agung juga menegaskan pihaknya telah membekukan sejumlah aset milik tersangka.

"Beberapa aset sudah kami bekukan. Penyitaan aset ini sedang berjalan, termasuk pemblokiran rekening seluruh tersangka. Ini terkait tindak pidana pencucian uang dan kejahatan pelanggaran UU Kesehatan dan UU Konsumen," ujarnya.

Selain rekening para tersangka yang diblokir, beberapa aset tidak bergerak milik mereka seperti mobil mewah dan motor telah disita polisi.

"Untuk aset lain yang tidak bergerak, (penyitaan) harus ada izin pengadilan. Kami tunggu izin pengadilan dulu," ujarnya.

Sementara itu, Kasubdit Industri dan Perdagangan Tipideksus Bareskrim Polri Komisaris Besar Sandi Nugroho mengatakan penyidik pun masih menyelidiki sejauh mana keterlibatan manajemen rumah sakit.

"Satu tersangka yang ditangkap ialah perawat di salah satu dari 12 rumah sakit itu. Kami tidak bisa sebut identitasnya. Peran dia menyiapkan botol vaksin bekas. Harusnya botol itu dihancurkan, tapi malah dijual ke produsen vaksin palsu," ujar Sandi, kemarin.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya