Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Ryamizard Ingin Intelejen Utuh

Arif Hulwan
13/6/2016 20:59
Ryamizard Ingin Intelejen Utuh
(ANTARA/Puspa Perwitasari)

WALAUPUN mengakui hanya ingin membentuk satuan intelejen yang memasok data-data strategis bidang pertahanan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu enggan memecah sebagian fungsi Badan Intelejen Strategis (Bais) TNI yang relevan ke dalam kementeriannya. Ego institusi lebih dikedepankan.

"Enggak bisa diambil-ambil (dari Bais). Harus lengkap. Kalau kita (fungsi) strategis. Kalau jajaran (fungsi) TNI oprasional," ujar dia, seusai Rapat Kerja Komisi I DPR dengan Menhan dan Panglima TNI, di Jakarta, Senin (13/6).

Tentang desakan pengambilalihan BAIS dari TNI, Ryamizard mempersilakan untuk mengonfirmasinya ke TNI. Meskipun, kebijakan organisasi TNI berada di tangan Kemenhan. Dalam pandangannya, TNI tetap harus memiliki BAIS seutuhnya.

"Tanya TNI, mau enggak diambil? Kalau mau enggak apa-apa tinggal ganti (naungan institusinya) aja," jelasnya.

Gagasan intelejen pertahanan ini, jelas Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat tersebut, terinsipirasi dari konsep serupa di Kementerian Pertahanan sejumlah negara besar. Misalnya, Amerika Serikat dan Australia. Karenanya, keberadaan intelejen di Kemenhan RI pun diperlukan sebagai mitra kerja bilateral setara dengan intitusi sejenis di negara-negara itu.

"Kalau ada 200 negara, 199-nya ada intel di kementerian pertahanannya. Cuma Indonesia aja yang enggak punya. Berarti nyeleneh namanya," seloroh dia.

Urjensi lainnya ialah pasokan informasi pertahanan bagi penentuan kebijakan Kemenhan. Namun, bukan berarti badan intelejen yang ada saat ini tak efektif memasok informasi kepada pihaknya. Menurutnya, ini persoalan pembagian fungsi intelejen saja. Mestinya, ada lembaga dengan fungsi inteljen luar negeri, intel dalam negeri, intelejen pertahanan, dan intelejen hukum.

"Bukan tumpang tindih juga. Tidak ada tumpang tindih. Bisa diatur kok," cetusnya.

Beberapa bulan lalu, gagasan intelejen pertahanan itu sudah diungkapkan oleh Kepala Badan Instalasi Strategis Nasional (Bainstranas) Kemenhan Mayjen Paryanto. Rencananya, ada perubahan organisasi pada Satuan Kerja (Satker) Bainstranas menjadi Badan Intelijen Pertahanan.

Bais TNI diketahui memiliki tujuh direktorat yakni, Direktorat A, yang menangani permasalahan dalam negeri; Direktorat B, menangani permasalahan luar negeri; Direktorat C, menangani bidang pertahanan; Direktorat D, menangani masalah keamanan; Direktorat E, menangani atau melakukan operasi psikologi; Direktorat F, melaksanakan tugas administrasi dan keuangan; Direktorat G, mengolah dan menyajikan produk intelijen kepada Kepala BAIS dan Panglima TNI. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya