Pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai mampu mewujudkan pluralisme yang solid. Penilaian tersebut berdasarkan keberhasilan Jokowi dalam menjaga kemajemukan dan kebhinekaan di Indonesia.
Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara DR Nisful Khair mengapresiasi keberhasilan Jokowi dalam mewujudkan pluralisme. Ia menyebut figur Jokowi mampu meredam konflik antar golongan yang kerap terjadi di tengah masyarakat.
Nisful melihat kesuksesan Jokowi dalam merealisasikan pluralisme tak lepas dari gaya kepemimpinannya yang Pancasilais. Sosoknya, lanjut Nisful, menjadi figur yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia.
“Saya melihat gaya kepemimpinan Pancasilais beliau (Jokowi) gaya yang dibutuhkan oleh bangsa ini. Tidak bergaya militer, tidak bergaya ekonom, tapi apa yang dicontohkan itu bagian dari pada tokoh pemimpin besar yang moderat,” jelas Nisful.
Presiden Jokowi juga dinilai mampu menjadi contoh bagaimana menyikapi keberanekaragaman yang ada di tanah air. Nisful menilai Jokowi adalah sosok moderat yang mampu menempatkan posisi agar kebhinekaan bangsa ini terus terjaga dengan baik.
“Ini salah satu formula. Salah satu wasilah untuk mencerdaskan cara pandang meletakan pemahaman beragama itu secara moderat. Jadi tidak terlalu mengklaim dia lah yang benar. Ajaran yang benar dan ini yang salah,” kata Nisful.
Presiden Joko Widodo sendiri memang dikenal sebagai tokoh yang terus membela pluraisme. Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) memberikan penganugarehan tokoh pluralis kepada Jokowi. Berkat perhatiannya terhadap pluralisme, Jokowi pernah masuk ke dalam jajaran 100 sosok berpengaruh versi Majalah Time. (OL-12)