Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Anggota Kabinet Nakal Biang Kerok Krisis Bahan Pangan dan BBM

Mediaindonesia.com
04/4/2022 19:10
Anggota Kabinet Nakal Biang Kerok Krisis Bahan Pangan dan BBM
Warga mengantre saat operasi pasar untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga sesuai HET karena di pasaran harganya meroket .(MI/Heri Susetyo)

MEROKETNYA harga bahan pangan dan BBM di Indonesia seharusnya bisa ditangani dengan cepat. Namun, bukannya mereda justru kenaikan harga semakin menjadi merambah hampir seluruh komoditas bahan pangan dan energi.

Diawali hanya permasalahan minyak goreng, saat ini sudah merambat ke daging bahkan hingga ke harga cabe. Menurut Ketua Umum Barisan Rakyat 1 Juni (Barak 106), Martin Siahaan, yang menjadi biang kerok permasalahan ini justru dari anggota Kabinet.

“Biang kerok dari persoalan rakyat saat ini menurut saya justru dari anggota kabinet yang bermain-main dengan penundaan pemilu dan tiga periode jabatan presiden,” kata Martin, Senin (4/4) di Jakarta.

Adanya gelombang protes mahasiswa berbagai daerah di tanah air, buah dari anggota kabinet yang nakal. Martin menilai permasalahan krisis bahan pangan, tidak sepelik seperti kondisi diawal muncul pandemi covid 19.

“Krisis covid-19 saja bisa dilewati dengan baik. Apa lagi ketika Pak Luhut yang memimpin. Tapi saat ini pak Luhut lebih senang dengan permainan tiga periode dan penundaan pemilu ketimbang krisis pangan di Indonesia,” tutur Martin.

Martin menganalogikan, Presiden Joko Widodo sedang digiring ke dalam jebakan jaring laba-laba. Pasalnya, hanya orang dalam kabinetlah yang bisa menciptakan jaring laba-laba.

“Saya menyarankan, bekerja saja se-idealnya setiap anggota kabinet yang sudah ditunjuk oleh Presiden menjadi orang kepercayaannya mengelola negara ini. Apa lagi penyelenggaraan G-20 sudah dekat, jangan sampai mencoreng wajah Presidenlah,” tuturnya.

Sebagai catatan, sebelum maraknya isu penundaan pemilu, iklim demokrasi dan ekonomi masyarakat Indonesia baik-baik saja. Bahkan, trend positif masyarakat semakin meningkat terkait kebijakan pemerintah dalam memulihkan kepercayaan masyarakat yang sempat turun awal pandemi covid-19.

Terakhir Martin mengapresiasi Bawaslu dan KPU yang tetap bekerja melakukan bimbingan teknis dan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu di daerah-daerah. Keaktifan setiap kelompok yang hadir pada berbagai acara tersebut sekaligus membantah klaim sepihak bahwa pemilu ditunda adalah keinginan rakyat. (OL-13)

Baca Juga: Puan: BLT Minyak Goreng Hanyalah Solusi Jangka Pendek



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya