Airlangga Berpotensi Buka Poros Lawan Koalisi PDIP-Gerindra

RO/Micom
11/10/2021 20:12
Airlangga Berpotensi Buka Poros Lawan Koalisi PDIP-Gerindra
.(Dok pribadi)

PEMILIHAN Presiden 2024 membuka Peluang koalisi PDI-P Gerindra dalam hal ini pasangan Prabowo- Puan Maharani berhadapan dengan koalisi Airlangga yang didukung partai politik lainnya.

"Gerindra bisa masuk ke semua kalangan (parpol). Tapi kalau melihat portofolionya bisa dikunci PDIP, karena kan Puan-Prabowo, atau Prabowo-Puan, kan begitu," ujar pengamat UIN Adi Prayitno, Senin (11/10).

Adi mengatakan pasangan ini bisa berhadapan dengan capres dari partai Golkar yakni Airlangga yang belakangan ini digadang-gadangkan berpasangan dengan elit partai lain.

"Golkar misalnya bisa masuk ke PKB dan Demokrat karena ketum mereka juga mengincar. Bahkan PPP juga disitu, kan mulai dijodoh jodohin tuh Airlangga - Cak Imin atau Airlangga - Suharso," ujarnya.

Prayitno menyebutkan tiga partai yang secara tradisi memasang calonnya dalam setiap pilpres, termasuk nantinya di 2024. 

Ketiganya yakni PDI-P, Gerindra dan Golkar yang saat ini merupakan tiga besar partai politik dengan jumlah kursi signifikan di parlemen.

"PDI-P sudah bisa maju sendiri, Golkar dan gerindra tinggal cari satu atau dua partai lagi untuk menggenapi ambang batas presiden, dan dua partai ini punya tradisi maju," jelasnya.

Ia mengatakan partai lain di luar ketiga partai ini tentu akan kesulitan karena perolehan suara partai mereka kecil, dan elektabilitas ketum tidak signifikan.

Ia mencontohkan ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tidak terlampau signifikan suaranya, hanya di kisaran angka 5 persen. Angka ini berbeda jauh dengan ketua umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"Airlangga boleh kecil elektabilitasnya, tapi partainya besar, artinya ada bargaining position. AHY serba tanggung, partainya juga tidak sampai dua digit, bargainnya itu tidak VIP, tapi kalau Golkar, PDIP, Gerindra, itu bargainnya VIP," tmbahnya.

Prayitno mengatakan ketiga partai ini terbuka lebar untuk berkoalisi dengan partai lain yang memiliki kursi di parlemen. Pengecualian hanya di PDI-P yang sepertinya sudah "mengharamkan" berkoalisi dengan partai Demokrat dan Partai PKS.

Ia juga mengatakan nama-nama kepala daerah yang populer seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil saat ini dalam kondisi galau. Ketiganya boleh populer dan hebat namun tetap sia-sia jika tidak punya dukungan partai politik.

"Ganjar, Anies, RK bisa masuk untuk jadi cawapres mendongkrak elektabilitas Prabowo dan Airlangga. Karena ketiga partai besar itu pasti mematok kadernya capres," tambahnya.

Prayitno memprediksi pasangan capres dan cawapres akan terbentuk di hari hari terakhir pendaftaran Pilpres 2024. Dua faktor yang memungkinkan itu terjadi adalah dukungan realistis partai menggenapi ambang batas presiden. Kedua adalah mencari pasangan yang bisa menggerek elektabilitas masing-masing capres. (J-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Aries
Berita Lainnya