Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Menlu Sebut Peran Jaringan Informal Bebaskan Sandera

Micom
01/5/2016 20:40
Menlu Sebut Peran Jaringan Informal Bebaskan Sandera
(ANTARA/Setpres/Rusman)

MENTERI Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menegaskan, pembebasan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan merupakan hasil kerja banyak pihak. Pemerintah menjalankan berbagai upaya agar mereka bebas.

"Ini adalah diplomasi total yang tidak saja hanya fokus pada diplomasi government to government tapi juga melibatkan jaringan-jaringan informal," kata Retno saat menyampaikan keterangan pers di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/5).

Menurut dia, semua komunikasi, jaringan, dan opsi-opsi dibuka pemerintah. Tujuan utamanya untuk mengupayakan keselamatan WNI yang disandera. "Kita syukur alhamdulillah upaya ini berhasil. Terima kasih atas doanya," papar dia.

Retno menuturkan, 10 WNI ini segera diterbangkan dari Filipina ke Indonesia. Untuk menindaklanjuti masalah keamanan ini, Retno pun akan bertemu dengan perwakilan pemerintah Filipina, dan Malaysia pada 5 Mei mendatang.

Diketahui, setelah sekitar satu bulan disandera, 10 WNI akhirnya dibebaskan kelompok militan Abu Sayyaf. Mereka yang merupakan awak kapal tunda Brahma 2 milik perusahaan Taiwan, dibawa ke rumah Gubernur Sulu dan kemudian dibawa ke pangkalan militer Filipina.

"Mereka terlihat kelelahan, tapi tetap bersemangat," kata Junpikar Sitin, kepala kepolisian Pulau Jolo, Filipina.

Kepolisian maupun militer Filipina mengatakan belum jelas apakah ke-10 WNI tersebut dibebaskan setelah membayar tebusan yang diminta. Namun belum diketahui nasib empat WNI, ABK kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Cristi, yang juga disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dari faksi berbeda.

Dengan dibebaskannya sepuluh WNI tersebut, kelompok Abu Sayyaf yang dikenal brutal dan sering melakukan penyanderaan untuk mendapatkan dana, masih menahan 13 orang lainnya. Mereka di antaranya empat warga Malaysia, Jepang, Belanda, Kanada, Norwegia dan Filipina. (X-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gaudens
Berita Lainnya