Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
MINGGU, 1 Mei 2016, sebanyak 10 sandera yang ditawan sejak 26 Maret oleh Abbu Sayyaf dibebaskan. Pembebasan dan pelepasan sandera dilakukan sekitar pukul 12.15 di Pantai Parang, Sulu, Mindano Selatan, Filipina.
Dijelaskan oleh Deputi Chairman Media Group Rerie L Moerdijat, pembebasan sandera dilakukan atas kerja tim kemanusiaan Surya Paloh yang merupakan sinergi gabungan jaringan pendidikan Yayasan Sukma (Sekolah Sukma Bangsa di Aceh) di bawah Ahmad Baidowi, M.Ed dan Dr.Samsul Rizall Panggabean, kelompok Media Group, Partai NasDem di bawah Ketua Fraksi Partai NasDem di DPR Victor B. Laiskodat serta anggota DPR Fraksi Partai NasDem Mayjen (Purn) Supiadin.
Usaha dan proses pembebasan dilakukan oleh tim kemanusiaan Surya Paloh sejak tanggal 4 April 2016. Negosiasi pembebasan sandera dilakukan jaringan Yayasan Sukma dengan melakukan dialog langsung dengan pihak tokoh masyarakat, LSM, lembaga kemanusian daerah Sulu yang memiliki akses langsung ke pihak Abu Sayyaf di bawah koordinasi langsung pemerintah Republik Indonesia.
Proses pembebasan sendiri berlangsung sangat dinamis serta lancar, karena Yayasan Sukma menggunakan pendekatan pendidikan yang jauh sebelumnya sudah ada kerja sama pendidikan antara Yayasan Sukma dan pemerintah otonomi Moro Selatan.
Menurut reporter Metro TV yang mengikuti pembebasan sandera secara langsung Desi Fitriani, sandera diserahkan kepada tim kemanusiaan Surya Paloh di Pantai Parang, setelah menunggu 4 jam, para sandera dibawa ke rumah Gubernur Zulu selama satu setengah jam, untuk proses verifikasi, makan serta ramah tamah. Setelah itu, mereka langsung diterbangkan dari Zulu menuju Zambonga menggunakan dua helikopter jenis UH 1 H.
Di Zambonga, menurut reporter Metro TV Maria Lizia Hasni di lokasi kejadian, sandera tiba pukul 16.30 waktu Filipina. Mereka langsung menjalani proses verifikasi dan pemeriksaan kesehatan dari tim keamanan Filipina. Selanjutnya mereka dibawa untuk dilakukan briefing serta pemeriksaan apa saja yang terjadi dan mereka alami selama masa penyanderaan sampai diminta mengenali kelompok-kelompok Abu Sayyaf lainnya.
Meski kelelahan akibat perjalanan panjang mereka dalam kondisi yang sehat dan cukup baik untuk dapat kembali pulang. Kemudian pemerintah Filipina menyerahkan secara resmi para sandera kepada pihak Kedubes Indonesia di Malaysia dan perwakilan NasDem Victor B Laiskodat.
Dari Zambong, 10 sandera dipulangkan ke Tanah Air, menggunakan pesawat khusus tim kemanusiaan Surya Paloh di bawah pimpinan Victor B Laiskodat, didampingi oleh pihak Kedutaan Besar Indonesia di Filipina minister conseler Edi Mulya, untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri/Kementerian Luar Negeri di Bandara Halim, Jakarta.
Penculikan terhadap 10 sandera terjadi tanggal 27 April. Penculik dibawah pimpinan Tawing Umair ingin menculik bisnismen di pulau Tawi-Tawi, Filipina Selatan, namun gagal karena bisnismen tersebut mendapatkan pengawalan ketat. ‎Dalam perjalanan pulang dari Tawi-Tawi ke arah utara berpapasan dengan kapal Indonesia Brahma 12 yang kemudian jadi sasaran penyanderaan. ABK yang disandera kemudian dititipkan di tempat aman dibawah pimpinan Al Habsy, namun pemilik sanderanya tetap Tawing
Umair dari tim kemanusian Surya Paloh sejak awal sudah melakukan komunikasi intensif dengan tim Tawing di bawah koordinasi Pemerintah Repubik Indonesia. (X-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved