WAKIL Presiden Maruf Amin mengajak seluruh anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) berperan dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
"Jadi, kalau ada tanda-tanda keretakan, maka MUI harus mengambil peran karena negara ini dibangun berdasarkan kesepakatan," ujarnya saat menghadiri pembukaan Mukernas I MUI secara virtual, Rabu (25/8).
Dalam acara bertajuk ‘Menguatkan Peran MUI dalam Membangun Sinergitas Ulama, Umara, dan Umat dalam Mengatasi Masalah Bangsa’ tersebut, Ma’ruf menyatakan bahwa persatuan bangsa menjadi tanggung jawab kebangsaan. Karena itu, menurutnya, perbedaan-perbedaan di antara organisasi-organisasi massa (ormas) Islam yang menjadi pendukung utama dari MUI tidak boleh sampai menimbulkan konflik. "Perbedaan-perbedaan, seperti juga di lingkungan intern kita, perbedaan di tingkat nasional kenegaraan, jangan sampai menimbulkan terjadinya keretakan yang akan membawa kehancuran," tegasnya.
Baca juga: Kepuasan dan Kepercayaan Publik Terhadap Joko Widodo Masih Tinggi
Wapres menjelaskan, perbedaan ijtihad sudah terjadi sejak zaman sahabat. Namun, perbedaan-perbedaan tersebut tidak menghilangkan kesatuan umat karena adanya tujuan suci yang sama.
"Para assabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam) sekali pun berbeda, tidak pernah kehilangan keutuhannya, kesatuannya. Diibaratkan mereka bisa bersatu karena tujuan murni yang suci. Itulah yang menyatukan mereka, walaupun mereka berbeda-beda cara berpikirnya dan ijtihad-nya di dalam mencapai sesuatu yang menurut mereka baik," paparnya.
Wapres pun mengingatkan, ketika ada perbedaan dalam berijtihad, jangan diikuti dengan hawa nafsu, karena hanya akan membawa kepada konflik.
“Saya kira benar apa yang dikemukakan oleh Ibnu ‘Athaillah, tidak dikhawatirkan terjadinya kesamaran, perbedaan dalam mencari jalan kebenaran itu. Yang dikhawatirkan adalah pengaruh hawa nafsu. Jadi, perbedaan itu menjadi sumber konflik ketika diintervensi oleh hawa nafsu, bukan oleh perbedaan," ujarnya.
Ketua Umum MUI Pusat Miftachul Akhyar mengatakan, mukernas ini dapat mengonsolidasikan organisasi MUI dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai shadiqul hukumah (mitra pemerintah) dan khadimul ummah (pelayan umat). Sesuai temanya, musyawarah kerja nasional pertama kali ini diharapkan dapat memperkuat bangunan konsolidasi organisasi untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan, khususnya dalam mengelola berbagai dampak pandemi Covid-19 di tengah-tengah masyarakat. (OL-6)