Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Istana: Presiden Selalu Bangun Komunikasi dengan Rakyat

Andhika Prasetyo
19/8/2021 17:25
Istana: Presiden Selalu Bangun Komunikasi dengan Rakyat
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi(MI/RAMDANI)

STAF Khusus Presiden Bidang Komunikasi Fadjroel Rachman mengatakan, selama ini, Presiden Joko Widodo selalu berupaya membangun komunikasi timbal balik yang baik dengan masyarakat. Hal tersebut dilakukan demi melahirkan solusi-solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan kolektif bangsa melalui kritik dan masukan yang dikemukakan publik.

Namun, ia menekankan dalam melayangkan kritik, masyarakat harus berpegang teguh pada tatanan nilai sosial ke-Indonesia-an yang meliputi kesopansantunan, tata krama, dan kegotongroyongan.

"Ini negara demokrasi, jadi kritik itu boleh-boleh saja. Tapi juga harus diingat bahwa kita memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan," ucap Fadjroel kepada Media Indonesia, Kamis (19/8).

Dalam tradisi demokrasi, kritik menjadi media untuk menjembatani pemerintah dengan para aktor kerakyatan seperti pers, ormas, lembaga kemahasiswaan, LSM, dan lain sebagainya.

Jika praktik kritik dilaksanakan dengan mengikuti kaidah yang benar, yakni menghindari kekerasan komunikasi seperti stigma, fitnah, hinaan, dan perundungan, pemerintah dan masyarakat bisa menjalin dialog yang setara. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah yang baik ditinggalkan, itu akan mendorong terbentuknya lingkaran kekerasan.

"Kondisi ini ditandai dengan praktik yang hanya bertujuan menjatuhkan dan menghancurkan satu sama lain. Oleh karena itu, Presiden selalu melarang praktik stigma, perundungan, fitnah, dan anti toleransi," jelas Fadjroel.

Ia pun berharap seluruh aktor demokrasi di Tanah Air bisa menjalankan praktik kebebasan berpendapat dengan berlandaskan pada tatanan nilai sosial ke-Indonesia-an. "Ini harus menjadi tradisi dalam kebudayaan Indonesia dan tradisi berpikir kritis," tandas Fadjroel. (P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya