Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DETASEME Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri turut dilibatkan dalam dalam proses penangkapan terduga pelempar batu ke ke Gereja Sidang Jemaat Kristus di Samarinda, Kalimantan Timur pada Kamis (8/7) silam.
Hal itu dibenarkan oleh Kasubag Humas Polresta Samarinda, AKP Annisa Prastiwi saat dikonfirmasi, Jumat (9/7).
Annisa menyebut bahwa pengerahan tim satuan khusus tersebut untuk mengantisipasi dugaan-dugaan terorisme ataupun motif terkait suku, agama, ras, dan antar golongan dalam peristiwa tersebut.
Namun, usai dilakukan pendalaman nyatanya alasan pelemparan batu yang dilakukan oleh terduga pelaku itu tak mengarah ke indikasi terorisme.
"Densus diikutsertakan hanya karena untuk mengantisipasi dari kejadian yang ditemukan. Ditakutkan ada indikasi yang mengarah ke terorisme atau SARA. Namun setelah ditemukan pelakunya tidak diapati hal tersebut," ungkapnya.
Adapun pelaku berinisial MH dan RH ditangkap di wilayah Pesut, Samarinda sekira pukul 18.30 WITA.
MH dan RH tanpa tedeng aling-aling langsung dibawa ke Mako Polsekta Samarinda Kota untuk diinterogasi lebih lanjut. Dari temuan awal, pelaku mengakui aksinya tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Andika Dharma Sena menjelaskan bahwa alasan salah seorang terduga pelaku melakukan pelemparan karena merasa kecewa tak diberikan izin menggunakan listrik gereja untuk keperluan berjualan.
Baca juga : Presiden Ajak Mahasiswa Berjuang di Garis Depan Melawan Covid-19
Pasalnya, salah satu pelempar batu itu merupakan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitaran gereja. Dirinya membuka usaha minuman dingin dan memerlukan pemakaian listrik.
"Minta disambungkan listrik gereja, kemudian yang bersangkutan juga membayar. Cuma kemudian dari gereja ada pertimbangan-pertimbangan sehingga tak diberikan," paparnya.
Hal itulah yang membuat dirinya sakit hati sehingga dirinya melempar gereja dengan batu. Tanpa tedeng aling-aling, ia mengajak salah seorang kerabatnya untuk melakukan aksi tersebut bersama.
Namun hingga saat ini belum diketahui secara rinci mengenai momen yang menyulut aksi tersebut dapat dilakukan.
"Sedang kami dalami dulu ya. Kami periksa dulu semuanya," pungkasnya.
Gereja Sidang Jemaat Kristus di Samarinda, Kalimantan Timur dilempari batu oleh oknum tak dikenal lada Kamis (8/7) dini hari sekitar pukul 03.30 WITA.
Akibatnya, sejumlah fasilitas gereja mengalami kerusakan.
Berdasarkan rekaman CCTV, diduga pelaku berjumlah dua orang. Dari rekaman itu, terlihat dua pelaku terlihat membawa batu-batuan sebesar genggaman orang dewasa dan langsung melempari bagian depan gereja. (OL-2)
Kenapa Palaran? Karena Palaran akan menjadi akan menjadi kawasan yang menjanjikan di masa depan.
Tiga rumah di Kota Samarinda tertimbun longsor, Senin (12/5). Diperkirakan sebanyak empat orang terjebak di dalamnya.
Salah satu rangkaian acara ini adalah jalan sehat dan talk show yang menghadirkan Joko Purnomo Heroanto dan Zaynna.
Peningkatan status ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
GUBERNUR Kalimantan Timur H Rudy Mas’ud melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Samarinda,
Proyek pembangunan Terowongan Jalan Sultan Alimuddin-Kakap di Samarinda telah mencapai 91,7% dan ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved