Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
ANGGOTA Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon menilai bursa calon pengganti Panglima TNI Marsekal Hadji Tjahjanto mengerucut ke dua nama yakni, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Lasamana Yudo Margono.
Keduanya dinilai memiliki kapasitas yang sama untuk menggantikan Hadi sebagai Panglima TNI. "Ada dua dari KSAD dan KSAL," ujar Effendi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (15/6).
Menurut Effendi, penujukan Panglima TNI sepenuhnya merupakan kewenangan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hanya saja dikatakan Effendy, Jokowi perlu memperhatikan masa pensiun dari para calon pengganti Hadi Tjahjanto. "Andai Presiden Joko Widodo menunjuk Andika sebagai Panglima TNI pengganti Hadi, proses pergantian orang nomor satu di dunia militer berlangsung pada Juli 2021," ujarnya.
Bukan tanpa alasan Effendi menyebut demikian, menurutnya berdasarkan hitungan matematis, Andika tidak akan lama menjabat sebagai Panglima TNI apabila proses penunjukan baru dilakukan di bulan November 2021 mengikuti masa pensiun Hadi. Andika terganjal oleh usia pensiun di umurnya yang ke-58.
"Kalau misalnya presiden berkehendak memutuskan Pak Andika, saatnya adalah bulan depan harus dilakukan pergantian (Panglima TNI, red)," kata legislator Daerah Pemilihan DKI Jakarta III tersebut.
Namun, beber Effendi, jika pergantian terjadi pada November 2021 atau mengikuti masa pensiun Hadi, Yudo dinilai lebih pas. "Kalau rencananya menempatkan Pak Yudo, berarti prosesnya pada November, nanti sampai Pak Hadi pensiun," katanya. (P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved