Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Pimpinan MPR Berangkat ke Rusia untuk Kunker

Nur Aivanni
26/5/2021 00:10
Pimpinan MPR Berangkat ke Rusia untuk Kunker
Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat(MI/MOHAMAD IRFAN )

PIMPINAN MPR RI melakukan kunjungan kerja ke Rusia. Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad mengatakan ada dua agenda yang dibawa dalam kunjungan kerja pimpinan MPR ke Rusia.

"Tujuan utama kita dua hal. Pertama, kita ingin meningkatkan hubungan dengan Rusia di masa mendatang baik dalam investasi dan teknologi," kata Fadel. Selain Fadel, pimpinan MPR yang turut kunjungan kerja ke Rusia adalah Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat.

Kedua, sambungnya, terkait bagaimana bisa memanfaatkan vaksin yang sudah berhasil di Rusia untuk kepentingan rakyat Indonesia. "Kita harapkan Sputnik v dan beberapa jenis yang lain dapat dimanfaatkan oleh bangsa kita pada masa yang akan datang," ucapnya.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Rusia Jose Tavares mengatakan kunjungan tersebut bisa memperkuat hubungan Indonesia dengan Rusia. "Bapak dan Ibu Wakil Ketua MPR ke sini untuk terus memperkuat hubungan kita ke depan, antara lain kerja sama mengenai vaksin covid-19," katanya.

Baca juga: Alexei Navalny Ketahui Tiga Penyelidikan Kriminal Baru Terhadapnya

Dikatakannya, Rusia memiliki empat vaksin covid-19, antara lain Sputnik V. Sputnik V telah dipesan oleh banyak negara, bahkan lebih dari 60 negara. Maka itu, lanjutnya, Sputnik V diharapkan juga dipesan oleh Indonesia.

"Wakil Ketua MPR sangat mendukung untuk bisa memperlancar pengiriman Sputnik V ini ke Indonesia, tentu saja melalui prosedur, proses yang ada sesuai dengan ketentuan kita," ujarnya.

Berbicara mengenai vaksin, katanya, adalah terkait ketersediaan. Jika vaksin yang tersedia oleh negara cukup, itu bisa disebut sudah memadai. Namun, jika vaksin yang tersedia belum cukup, katanya, salah satu alternatif vaksin yang bagus adalah Sputnik V, yang efikasinya di atas 91%.

"Di Rusia memang orang yang terpapar sudah mulai berkurang. Artinya, setelah gelombang kedua dari akhir tahun 2020, orang-orang yang terpapar dari hampir 30 ribu, sekarang hanya

sekitar 7.000 - 8.000 setiap harinya. Kita harapkan akan semakin berkurang lagi," terangnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya