Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
FAKTOR alam disinyalir menjadi penyebab utama karamnya KRI Nanggala 402 di kedalaman 838 meter di perairan Bali. Pasalnya dugaan lain tidak mendasar seperti serangan dari musuh atau hancur karena kegagalan peluncuran torpedo.
"Masalah faktor alam, ini tentunya pada saat kapal selam di permukaan mungkin hampir sama dengan faktor alam yang dialami kapal atas air. Tapi pada saat kapal selam menyelam, mungkin yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut," kata Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL Laksamana Muda Muhammad Ali, Jakarta, Selasa (27/4).
Ia mengatakan arus kuat di perairan Bali dapat menjadi penyebab utama Nanggala 402 karam. Meski demikian seluruh awak yang mengendalikan kapal buatan Jerman ini dibekali dengan pemahaman oseanografi maupun hidrografinya.
Baca juga: Bantah Muat Berlebih, KRI Nanggala 402 Mampu Bawa 57 Kru
"Ada internal solitary wave ini juga berdasarkan beberapa pakar ahli oseanografi itu ada arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik secara vertikal," terangnya.
Menurut Ali, spekulasi lainnya terkait penyebab karamnya Nanggala 402 seperti serangan musuh maupun kegagalan peluncuran torpedo paling tidak masuk akal.
"(Dua spekulasi itu) saya kira berlebihan. Pun kalau ada ledakan akan terdengar dan kalau ditembak pasti hancur berantakan," jelasnya.
Meski demikian pihaknya enggan menyimpulkan penyebab utama kecelakaan Nanggala 402. "Masih dalam penyelidikan dan penyelidikan yang membutuhkan waktu cukup lama dan kita akan mengundang pakar-pakar kapal selam," tutupnya.(OL-4)
BEA Cukai Tanjung Priok bersama TNI Angkatan Laut gagalkan pemasukan peti kemas bermuatan ballpress (pakaian dan tas bekas).
Pengunjung lainnya, Tisa Putriana, mengaku takjub saat pertama kali menginjakkan kaki di kapal tersebut.
Upacara gelar pasukan operasional dan kehormatan militer bakal dihadiri Presiden Prabowo Subianto di Pusdiklatpassus Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (10/8).
Lantamal XIV berharap pemerintah daerah dapat membantu menyediakan lahan yang strategis dan mudah dijangkau masyarakat.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
Satria Arta Kumbara, nama yang mendadak viral di jagat maya Indonesia, adalah mantan prajurit Marinir TNI AL berpangkat terakhir Sersan Dua (Serda)
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan Tanda Kehormatan Samkarya Nugraha untuk KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali pada 2021 lalu.
Mantan Komandan Kala Seram KRI Nanggala 402 wafat setelah menjalani perawatan di RS Mintohardjo, Jakarta.
Perumahan ini dibangun di atas lahan 2 hektare dan mulai dibangun sejak 23 Agustus 2021. Ada 53 unit rumah khusus untuk Pahlawan KRI Nanggala 402
Kegiatan tersebut adalah murni dukungan kemanusian dari Noah, Musica Studio, serta paduan suara Unpar tanpa ada unsur komersial sedikitpun.
TNI Angkatan Laut membangun monumen untuk mengenang peristiwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di Laut Bali.
Selama pelaksanaan operasi salvage ini telah dilaksanakan penyelaman sebanyak 20 kali dan berhasil mengangkat material-material penting
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved