Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PANDEMI Covid-19 telah memberi dampak ke berbagai sektor. Belakang ramai diperbincangkan mengenai reshuffle kabinet. Sebagaimana diketahui bahwa dalam reshuffle merupakan hak prerogatif presiden.
Mantan juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid, Adhie M Massardi, mengatakan dalam reshuffle kabinet pendapat publik juga harus dipertimbangkan terutama yang menyangkut dunia pendidikan.
Dalam keterangan pers, Kamis (15/4), Adhie yang dikenal sebagai aktivis, mengatakan pemerintah harus mengubah APBN dan berbagai kebijakan turunannya. "Pandemi Covid-19 tak kalah ganasnya menyerang sektor ekonomi dan pendidikan," ucapnya.
Menurut Adhiei, yang paling berat mengatasinya dan tak banyak orang memperhatikan adalah dampak Covid-19 terhadap dunia pendidikan.
“Berbeda dengan sektor ekonomi yang sejak sebelum pandemi sudah bermasalah, dampak Covid-19 di dunia pendidikan terhadap anak (didik) bangsa baru akan terasa 5-10 tahun ke depan,” kata Adhie.
Adhie menilai, untuk mengatasi Covid-19 di sektor kesehatan tidak terlalu sulit.
"Sudah ada UU-nya, juga protokol kesehatan, ada juga formula bakunya yang diperkuat oleh badan kesehatan dunia (WHO). Demikian juga di sektor ekonomi. Tinggal bikin kebijkan fiskal dan moneter yang sesuai. Termasuk subsidi dan relaksasi pajak," paparnya.
"Tapi untuk dunia pendidikan, jalan keluarnya bukan sekedar mengubah metoda belajar dari sistem tatap muka menjadi PJJ (pendidikan jarak jauh). Harus ada rancangan kurikulum khusus untuk itu. Dan merancang kurikulum penddikan bukan pekerjaan satu-dua hari," jelasnya.
Itu sebabnya salah satu inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini meminta Presiden Joko Widodo untuk berpikir ulang jika ada keinginan me-reshuffle Kemendikbud.
“Saya melihat Mendikbud Nadiem Makarim sudah merancang berbagai program pendidikan yang tampaknya inovatif, dan harus segera dilaksanakan untuk mengejar ketertinggalan akibat selama pandemi yang sudah memasuki tahun kedua, cukup mengganggu kelancaran belajar-mengajar di sekolah, terutama di daerah,” katanya.
Dalam konteks program yang dibuat Nadiem, Adhie mengatakan dirinya mendukung program terutama konsep Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.
"Sebagaimana kita ketahui, Indonesia sedang memasuki era disrupsi pendidikan. Dan Nadiem telah melakukan berbagai terobosan selain lewat Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, beberapa program sudah berjalan dan mendapat respons positif adalah program guru penggerak, program organisasi penggerak, program sekolah penggerak, dan beberapa lagi lainnya," paparnya.
Selama puluhan tahun, kata Adhie, pendidikan Indonesia tidak pernah mengalami perbaikan. Indonesia sudah jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Skor PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia sekarang nomer 6 terendah di dunia.
Karena itu, menurut Adhie Massardi, mengganti Nadiem adalah pilihan buruk karena akan menggagalkan visi Presiden Jokowi sendiri. "Dikatakan bahwa Presiden tidak butuh birokrat yang bekerja serial. Joko Widodo membutuh lompatan buat mengejar ketertinggalan," jelasnya.
“Kalau memang benar itu keinginan Presiden, maka jangan pertaruhkan Kemendikbud. Kalau memang Presiden mau gabungkan bidang riset dan teknologi ke Kemendikbud, tinggal cari wakil menteri yang punya pola pikir sama sebagai tandemnya untuk ristek yang sejalan,” pungkas Adhie Massardi. (RO/OL-09)
“Saya tidak ada rencana mau reshuffle. Sementara saya menilai tim saya bekerja dengan baik. Kita buktikan minggu demi minggu hasil capaian yang kita lakukan,”
PROSES penyusunan anggaran belanja dan strategi pembangunan Tahun 2026 serta RAPBN 2026 saat ini sedang berlangsung.
Mensesneg sekaligus juru bicara Istana, Prasetyo Hadi menyebut belum ada rencana dari Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan perombakan kabinet atau reshuffle.
WAKIL Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad bersama Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Presiden Prabowo secara rutin memberikan imbauan kepada para menterinya untuk menjaga kekompakan dan koordinasi dalam pemerintahan.
Meski isu bergabungnya PDIP ke pemerintahan kerap muncul, ia menegaskan bahwa partai tersebut telah mendapatkan posisi strategis di luar kabinet.
Kejagung mengaku bingung dengan ketidakhadiran Jurist, padahal, pemeriksaan hari ini didasari permintaannya. Eks anak buah Nadiem itu mengaku ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggal.
Jurist Tan dijadwalkan diperiksa sekitar pukul 09.00 WIB. Penyidik bakal mendalami peran dia sebagai stafsus, dalam proyek ini.
Namma Nadiem Makarim tengah menjadi sorotan publik setelah muncul dalam kasua dugaan korupsi terkait pengadaan laptop senilai Rp9,9 triliun untuk program digitalisasi pendidikan.
Satu eks anak buah Nadiem lainnya, yakni Jurist Tan, juga sudah dipanggil Kejagung untuk diperiksa.
Pemeriksaan lanjutan ini penting. Fiona diharapkan memberikan keterangan baru kepada penyidik, yang bisa dikaitkan dengan barang bukti yang sudah disita dalam kasus ini.
Kejagung memeriksa mantan staf khusus (stafsus) Nadiem Makarim, Fiona Handayani, Jumat (13/6) untuk dimintai keterangan soal kasus dugaan korupsi pengadaan laptop chromebook
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved