Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KOORDINATOR Nasional Jaringan Gus Durian, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau biasa disapa Alissa Wahid menegaskan, Pemerintah cukup sukses untuk menghancur-leburkan sel teroris, tetapi peleburan itu masih dinilai gamang.
Hal itu diungkapkan Alissa saat berbicara di acara Public Virtue, dengan tema Bom Makassar dan Penembakan Mabes Polri: Perspektif Toleransi dan Demokrasi, Minggu (4/4).
Alissa mengungkapkan peleburan sel teroris sulit dihilangkan lantaran national building atau pembangunan nasional di Indonesia tak kunjung usai.
"Jadi, mampukah kita membangun praktik negara, dan menghancurkan sel-sel jaringan di Indonesia, hanya satu bagian saja untuk benar-benar untuk menanggulangi teror," papar Alissa, Minggu (4/4).
Maka, Alissa meminta seluruh stakeholder untuk memperkuat praktik moderasi beragama terhadap masyarakat.
Baca juga : Membedah Isi Surat Wasiat Pelaku Teror Lewat Deep Learning
Alissa juga berpendapat harus bisa membedakan antara Islam sebagai sebuah agama, dengan terorisme yang menggunakan tafsir yang salah atas nama Islam.
Di sisi lain, Alissa juga menjelaskan adanya narasi yang menyebut kejadian teror adalah rekayasa, sebetulnya merupakan bagian dari misinformasi atau penyesatan informasi yang dilakukan pihak tertentu.
Apalagi, menurut dia, jika misinformasi itu dilakukan dengan memuat potongan video dari Gus Dur (almarhum KH Abdurrahman Wahid).
”Yang disampaikan oleh Gus Dur itu konteksnya sangat berbeda dengan kejadian hari ini. Karena pernyataan itu dibuat pada saat rezim lalu yaitu Orde Baru, di mana kekuatan angkatan bersenjata saat itu memang cukup besar dan banyak catatan rekayasa pada saat itu,” ucap Alissa.
Alissa menjelaskan, video Gus Dur yang dipotong itu sebetulnya berbicara dalam konteks yang sama sekali berbeda dengan aksi terorisme yang terjadi pada pekan ini. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved