Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DINAMIKA internal Partai Demokrat telah menyita perhatian publik. Terlebih setelah mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono ikut angkat bicara dan seperti mengkait-kaitkannya dengan pemerintah.
Hal itulah yang disoroti pengamat politik Abi Rekso Panggalih. Menurutnya, dengan pernyataan itu, Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono sedang mencari kambing hitam terkait dinamika partai. Padahal kekecewaan akar rumput bertambah ketika AHY gagal menjadi Gubernur DKI Jakarta pada pilkada 2017 lalu karena kurang matang.
Baca juga: Kisruh Partai Demokrat, Mahfud MD Jelaskan Sikap Pemerintah
“Coba dengar kader Demokrat akar rumput DKI Jakarta, mereka malu punya Ketua Umum Partai yang gagal Pilkada DKI Jakarta. Bagaimana mau jadi presiden, sudah pasti tidak mungkin. Itu kekecewaan yang menebalkan rasa malu kader,” papar Abi Rekso, dalam keterangan tertulisnya Selasa (9/3).
Ditambah lagi, citra partai makin terpuruk lantaran mereka memilih kader-kader bermasalah dan tanpa prestasi untuk menjadi pengurus, salah satunya Andi Arief yang pernah tersandung kasus narkoba. Kemudian Jansen Sitindaon dan Rachland yang hanya mengandalkan nama mantan aktivis HAM.
Menurutnya, kalau ditarik lagi ke belakang bagaimana SBY mengambil kepemimpinan partai dari tangan Anas Urbaningrum, sejatinya ia juga punya kesalahan. Bahkan SBY yang saat itu menjabat sebagai Presiden juga turut memenjarakan Anas Urbaningrum atas dugaan kasus korupsi.
“Jadi kalau Pak SBY mengkait-kaitkan dinamika internal Partai Demokrat dengan Pak Jokowi ibarat orang mabuk dalam bis kota. Meluapkan ketidakstabilan mental, dan mencari kambing hitam. Padahal citra buruk dan delegitimasi internal sudah terjadi berlarut. Dan sekarang adalah puncaknya. KLB di Partai Demokrat bukan barang baru. Inilah ginetik partai yang sebenarnya,” tegas Abi.
Lebih lanjut Dia menekankan, seharusnya SBY mulai bercermin, karena banyak keputusasaan kader Demokrat terjadi akibat Pak SBY mempertahankan putra mahkota. Ditambah rasa malu yang tebal karena sikap sejumlah elite mereka yang minim prestasi.
"Barangkali kader-kader Demokrat ingin menyelamatkan perahu yang mereka bangun dengan memilih Moeldoko sebagai nahkoda baru," kata Abi. (Ant/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved