Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SETELAH UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja disahkan DPR, pengimplementasiannya masih menyisakan tantangan yang harus disiasati bersama.
Salah satunya terkait dengan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam hal penerapan dan pengimplementasian kebijakan-kebijakan yang diatur dalam omnibus law itu.
Pada sebuah acara Diskusi Virtual Denpasar 12 yang diinisasi Fraksi Partai NasDem, Wakil Ketua MPR Lestarie Moerdijat menuturkan UU Ciptaker lahir atas dasar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. UU Ciptaker dilahirkan untuk mengelola regulasi yang sudah ada dan saling tindih. Untuk mencapai hal itu, perlu harmonisasi yang baik antara pusat dan daerah.
“Tantangan masih ada dalam pengimplementasian UU Ciptaker. Khususnya ketika dibawa ke konteks tata kelola antara pusat dan daerah,” ujar Rerie, sapaan akrab Lestarie, dalam Diskusi Denpasar 12 yang mengambil tema Implikasi UU 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja terhadap hubungan pemerintah pusat dan daerah, kemarin.
Rerie juga menuturkan UU Ciptaker dibutuhkan untuk mengatasi kondisi krisis yang terjadi saat ini. Dirinya menyebut perlu langkah yang cepat dan tepat dalam pengimplementasian UU Ciptaker agar kesejahteraan yang dicita-citakan bangsa Indonesia bisa terwujud. Pemerintah pusat dan daerah perlu memperkecil rentang miskomunikasi dan miskoordinasi untuk mengefektifkan penerapan UU Ciptaker.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso berharap, UU Ciptaker dapat segera diaplikasikan pemerintah. Pemerintah sedang menyusun 44 rancangan peraturan pemerintah, 15 di antaranya berkaitan dengan hubungan antaran pemerintah pusat dan daerah.
“Kewenangan pemerintah daerah yang telah ditetapkan dalam UU tetap dilaksanakan oleh pemerintah daerah dengan norma standar prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh pusat,” jelas Susiwjono.
Akademisi dan Dirjen Otonomi Daerah periode 2010-2015 Djohermansyah Djohan mengingatkan pencabutan kewenangan dari daerah ke pusat berisiko menimbulkan gejolak di daerah. Pemerintah pusat dan daerah harus memperkuat kelembagaan di daerah untuk menyikapi sejumlah kebijakan dalam UU itu.
Taufik Basari mengungkapkan substansi UU Ciptaker terkait dengan hubungan pemerintah pusat dan daerah ialah penataan aspek perizinan. Selama ini, aspek perizinan sering dimanfaatkan sekelompok orang untuk kepentingan pribadi sehingga muncul berbagai hambatan investasi. (Uta/P-1)
MK menolak lima gugatan yang diajukan sejumlah pemohon berkaitan dengan pengujian formil dan materiil UU TNI
selama ini lebih dari 50% lembaga di Indonesia sudah memberikan layanan menggunakan UU TPKS.
Kegiatan ini juga sekaligus untuk mengkampanyekan 'Zero Emmision Fund' yang menjadi inisiatif dari perusahaan tersebut
Gajah Tidur yang Terbangun: 50 Tahun Inovasi Digital Metrodata.
Fenomena demokrasi cukong merupakan bentuk nyata dari kolaborasi antara oligarki partai politik dan kapitalis.
Tujuan retret ini adalah untuk memperdalam pemahaman tentang pengalaman hidup minoritas Muslim yang beragam.
WAKIL Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mengajak seluruh masyarakat, terutama warga Bali untuk sama-sama memperjuangkan UU Kebudayaan.
Omnibus Law: Kupas tuntas kebijakan ekonomi terbaru, dampak, dan peluangnya. Panduan lengkap untuk memahami perubahan signifikan ini!
DIREKTUR Pusat Studi Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas Charles Simabura berpendapat rancangan undang-undang Kepemiluan rawan diakali ketika menggunakan model omnibus law.
Kajian itu pun, kata dia, akan membahas agar produk undang-undang tak menyalahi aturan yang ada.
Bima memastikan bahwa Kementerian Dalam Negeri sebagai perwakilan pemerintah akan berkomunikasi dengan Komisi II DPR RI mengenai putusan MK tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved