Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
EKS Ketua Investigasi Lapangan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Benny Josua Mamoto meminta pengungkapan kasus kematian pendeta Yeremia Zanambani terbuka. Masyarakat tidak boleh curiga atas niat baik pemerintah menuntaskan kasus ini.
"Diharapkan transparansi ini juga akan mengurangi kecurigaan publik," kata Benny kepada Media Indonesia, Jumat (23/10).
Menurut Benny, TGPF menginginkan apresiasi dari hasil kerja yang penuh dengan tantangan dan risiko yang sudah dijalani. Apresiasi itu tidak lain dalam bentuk tindak lanjut hasil investigasi TGPF secara terbuka.
"Tentunya kami semua yang turun ke lapangan, mengumpulkan data dan info dengan penuh risiko. Kemudian menyusun kesimpulan dan rekomendasi sehingga sangat berharap agar temuan tersebut segera ditindaklanjuti," urai Benny yang juga menjabat ketua harian Komisi Kepolisian Nasional (kompolnas) tersebut.
Benny berharap penegak hukum yang telah mendapatkan mandat dari Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD segera bertindak melanjutkan hasil kerja TGPF. "Ada temuan yang bisa segera diproses hukum dengan penyelidikan dan penyidikan," terangnya.
Tidak boleh dilupakan juga, kata Benny, mengenai hasil dari penyidikan dan penyelidikan kasus ini supaya diungkap ke publik. Tujuannya bukan semata-mata menjalankan regulasi namun juga untuk mencerminkan bahwa pemerintah serius mengungkap kasus ini.
"Mudah-mudahan semua ini menjadi langkah perbaikan situasi dan kondisi di Papua agar masyarakat dapat hidup tenang dan aman. Sehingga pembangunan dapat berjalan lancar dan kesejahteraan masyarakat semakin baik," pungkasnya.
Menko Polhukam Mahfud MD membentuk TGPF Intan Jaya untuk mengumpulkan bukti-bukti kasus penembakan yang menewaskan tokoh masyarakat setempat, Pendeta Yeremia Zanambani, pada September lalu. TGPF dimaksudkan agar proses pengungkapan fakta dapat berjalan imparsial karena ada dugaan keterlibatan aparat keamanan maupun kelompok separatisme. Keduanya sempat saling tuding tentang pelaku penembakan.
Hasil investigasi TGPF menyatakan bahwa penembakan di Intan Jaya diduga dilakukan oleh aparat keamanan. Selain kasus tewasnya Pendeta Yeremia, fakta-fakta tiga kasus lain juga diungkap. Disebutkan ada dua anggota TNI yang tewas dilakukan oleh anggota KKB (kelompok kriminal bersenjata), begitu pun satu orang warga sipil lainnya. Laporan ini merupakan temuan TGPF yang telah melakukan investigasi di lapangan selama kurang lebih lima hari dan mewawancarai 45 orang saksi dan juga mendatangi tempat kejadian perkara. (P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved