Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KOMISIONER Pemantauan/Penyelidikan Komnas HAM Mohammad Choirul Anam mengatakan pihaknya memerlukan waktu satu bulan untuk menginvestigasi peristiwa kekerasan dan penembakan di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Durasi itu dinilai paling cepat guna melengkapi investigasi dan membuat laporan akan peristiwa tersebut.
“Paling cepat satu bulan itu kami bisa mengeluarkan laporan, paling lambat tiga bulan,” kata Anam saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, kemarin.
Jika dibandingkan dengan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya bentukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, waktu kerja yang dibutuhkan Komnas HAM jauh lebih lama. Diketahui, Mahfud memberi tenggat kerja TGPF selama dua minggu.
Menurut Anam, hal itu terjadi karena Komnas HAM akan menginvestigasi kekerasan di Intan Jaya secara multidimensi dan komprehensif. Ia menyebut tidak akan bekerja secara case by case (kasus per kasus).
Komnas HAM mencatat sebelum penembakan Pendeta Yeremias, sudah ada delapan peristiwa serupa. Angka itu belum termasuk penembakan yang merenggut pewarta Gereja Katolik Emondi Paroki Bilogai bernama Agustinus Duwitau, Rabu (7/10).
Sementara itu, TGPF yang dipimpin Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto, kemarin, menemui Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni dan aparat keamanan di Intan Jaya.
‘Kami mendapat banyak masukan untuk menjadi bahan kami perdalam, kami elaborasi lagi dengan bertemu langsung dengan para saksi yang akan kami laksanakan berikutnya,’ ujar Benny melalui keterangan tertulis, kemarin.
Wakil Ketua TGPF Sugeng Purnomo yang merupakan Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia Kemenko Polhukam memimpin tim di Jayapura dan bertemu sejumlah pihak, termasuk Polda Papua, Kodam Papua, Binda Papua, Lantamal, Lanud, dan Bais Papua.
Diketahui, pembentukan TGPF didasari beberapa peristiwa penembakan pada kurun waktu 16-20 September yang menewaskan empat orang.
Secara terpisah, anggota Komisi I DPR Yan Permenas Mandenas meminta pemerintah dan TNI-Polri untuk segera menghentikan konflik di Kabupaten Intan Jaya.
Anggota DPR dari dapil Papua itu meminta pemerintah dan TNI-Polri bertanggungjawab terhadap keamanan masyarakat di Kabupaten Intan Jaya.
“Harus ada solusi konkret yang dilakukan pemerintah bersama TNI dan Polri. Jangan sampai peristiwa ini berlarut dan bisa membias ke daerah lain di Papua,” katanya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengungkapkan masyarakat sipil kembali menjadi korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pascapenyerangan pos TNI Satgas Penyangga Yonif PR 330/TD Pasar Baru Kenyam,
Kabupaten Nduga, Papua. Korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada Rabu (7/10) dini hari. (Tri/Ykb/Ant/P-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved