Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kampanye via Medsos, Pengamat Ingatkan Hati-hati Peretasan

Cahya Mulyana
26/9/2020 20:15
Kampanye via Medsos, Pengamat Ingatkan Hati-hati Peretasan
Ilustrasi(AP Photo/Noah Berger )

Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) Pratama Persadha mengingatkan potensi peretasan terhadap akun media sosial (medsos) pasangan calon kepala daerah cukup tinggi. Pasalnya sarana ini menjadi salah satu cara utama kampanye akibat pembatasan kegiatan tatap muka.

"Dikhawatirkan persaingan panas ini akan memunculkan aksi saling retas akun medsos maupun aset digital lain," katanya kepada Media Indonesia, Sabtu (26/9).

Menurut dia, aset digital masing-masing calon mesti dilengkapi dengan sistem keamanan yang baik untuk menghindari peretasan hingga pencurian data. Kemudian dalam mengisi konten kampanyenya mesti menghindari isu sensitif. "Tentu kita harapkan semua pihak bisa menahan diri. Meski begitu langkah-langkah pengamanan harus dilakukan sejak dini agar tidak menjadi korban peretasan," ujarnya.

Sementara itu penyedia layanan medsos sudah banyak yang menerapkan aturan ketat mengenai layanan iklan politik. Pengiklannya harus memasukkan identitas sesuai KTP dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ini untuk mencegah adanya konten palsu dan hoaks yang diiklankan. "Saat dicoba memproses iklan Facebook dengan konten politik ternyata juga tidak mudah, seringkali iklan ditolak. Karena itu salah satu kunci agar iklannya diterima Facebook, kontek harus sebaik mungkin sehingga tidak dengan mudah dibaca sebagai iklan politik oleh alghoritma Facebook," paparnya.

Langkah Facebook ini dilakukan setelah banyaknya keluhan pasca kemenangan Donald Trump di pilpres 2016. Yang akhirnya meledak kasusnya lewat skandal Cambridge Analytica dimana data hampir 100juta pemakai Facebook di AS digunakan dan diolah untuk memenangkan Donald Trump. "Bahkan juga digunakan untuk kampanye kelompok pro Brexit di Inggris dan juga menang," pungkasnya. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik