Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
UPAYA mencegah arus intoleransi dan radikalisasi pada masyarakat Indonesia melalui moderasi beragama harus dilakukan secara secara terstruktur dan masif.
Moderasi beragama memerlukan rekonstruksi budaya dan dilakukan melalui pendidikan, terutama pendidikan di dalam keluarga. Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Musdah Mulia mengemukakan hal itu, dalam webinar yang diselenggarakan DPP PIKI-Paritas Institute, Kamis (23/7). Hadir pula sebagai narsumber webinar Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Nifasri.
"Kita enggak bisa menebarkan moderasi beragama kalau didalam keluarga tidak ditanamkan sejak dini, dengan membangun sikap toleran, menghargai orang lain, hingga menghargai sesama," ujar Musdah.
Ia juga berpandangan bahwa reinterpretasi atau penafsiran ulang terhadap ajaran beragama perlu dilakukan khususnya pada kelompok-kelompok rentan, seperti kelompok usia remaja, yang belum memahami dengan teguh terkait ajaran beragama.
"Perlu sekali menyosialisasikan penafsiran ulang ajaran agama terhadap nilai-nilai luhur," imbuhnya.
Musdah menyampaikan perlunya mewaspadai masih kerap munculnya kelompok-kelompok agama garis keras yang menentang moderasi beragama. Bahkan Musdah meminta pemerintah untuk menindak tegas kelompok-kelompok tersebut sekaligus menanamkan kembali penguatan nilai-nilai pancasila.
"Saya rasa tidak bisa itu kita realisasi moderasi beragama kalau masih ada yang menyuarakan ketidaksetujuan mereka terkait moderasi beragama. Bahkan mereka kerap kali menyuarakan tentang bahayanya Islam moderat," cetus Musdah.
Ia pun berpesan, agar semua pihak dapat saling bergandengan tangan untuk membantu meminimalkan arus intoleransi dan radikalisasi pada masyarakat. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh elemen masyarakat. (P-2)
Keberagaman adalah kerukunan yang harus terus dijaga semua pemuka agama, maupun masyarakat yang ada di Tangerang Selatan (Tangsel)
Organisasi Banom Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini dihadiri oleh Pengurus DPP PKB, Daniel johan
Sebuah gagasan yang dinilai baik bagi pemerintah, penerapannya pun harus benar dengan mempertimbangan obyek yang akan terkena kebijakan negara. Jangan sampai justru kontraproduktif.
Isra Mikraj bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi menjadi sumber inspirasi untuk menjaga kerukunan umat beragama.
Kemenag menghimbau para aktor dakwah dan layanan keagamaan serukan seluruh umat dan jemaahnya menjaga kerukunan dan kedamaian pada Pemilu 2024.
Ketua KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin berharap para calon presiden tidak saling menjelekkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved