Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

PP Muhammadiyah Minta Kepolisian Usut Peneror Diskusi di UGM

Emir Chairullah
30/5/2020 13:45
PP Muhammadiyah Minta Kepolisian Usut Peneror Diskusi di UGM
Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu'ti di Kantor DPP PA GMNI, Cikini, Jakarta.(MI/ROMMY PUJIANTO )

PENGURUS Pusat Muhammadiyah mendesak kepolisian untuk menyelidiki pemilik nomor telepon genggam yang meneror penyelenggara kegiatan diskusi akademik di Universitas Gadjah Mada (UGM). Pasalnya, oknum peneror tersebut mengatasnamakan organisasi Islam tersebut saat melancarkan aksinya.

“Kami menduga orang tersebut oknum yang hanya menebar teror dan mengadu domba Muhammadiyah dengan pihak lain. Terbukti, nomor handphone yang dipakai berbeda," kata Sekretaris Umum PP Muhammdiyah Abdul Mu’ti kepada Media Indonesia, Sabtu (30/5).

Baca juga: Pemain Gelap Panasi Hubungan NU-Muhammadiyah

Ia menyebutkan, selain meminta kepolisian, pihaknya juga tengah mengumpulkan informasi terkait orang yang mengancam dengan mengatasnamakan Muhammadiyah Klaten itu. “Termasuk juga mengklarifikasi kepada pihak UGM,” ujarnya

Sebelumnya, diskusi berjudul 'Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan' yang sedianya diadakan Jumat (29/5) dibatalkan. Pasalnya, panitia penyelenggara dan pembicara dalam diskusi mengalami teror dan intimidasi.

Menurut Mu’ti, pihak Muhammadiyah tidak tahu menahu mengenai seminar mahasiswa di UGM. Ia menegaskan, siapa pun oknum yang mengatasnamakan Muhammadiyah jelas bukan atas persetujuan dan sepengetahuan Muhammadiyah. “Hal ini termasuk Muhammadiyah Klaten,” tegasnya.

Mu’ti menjelaskan, sebagai organisasi yang bergerak dalam pendidikan, Muhammadiyah sejak awal sangat mendukung nalar kritis dan kajian ilmiah sebagai bagian dari amar ma'ruf nahi munkar. Karena itu Muhammadiyah menolak dan menentang cara-cara kekerasan dalam bentuk apapun dalam menyampaikan gagasan dan dakwah.

“Karena itu, cara-cara kekerasan, termasuk teror seperti yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan Muhammadiyah, jelas bukan merupakan karakter dan kepribadian kader dan warga Muhammadiyah,” pungkasnya. (Che/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya