Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
KOMISI Aparatur Sipil Negara (KASN) mengakui adanya sejumlah kelambatan layanan publik saat kebijakan bekerja dari rumah (work from home, WFH) diterapkan bagi aparatus sipil negara (ASN). Nammun, Komisioner KASN Sri Hadiati Wara Kustriani menilai, layanan publik secara umum berjalan baik.
Sri menjelaskan, adanya sejumlah kelambatan layanan publik terjadi akibat kebijakan WFH yang diterapkan secara mendadak sebagai bagian dari pencegahan penularan covid-19. Di sisi lain, sejumlah ASN juga memerlukan waktu adaptasi karena mengerjalan pekerjaan menggunakan sistem daring merupakan hal baru.
"Berdasarkan pemantauan kami, termasuk apa yang terjadi di KASN, pelayanan masih berjalan dengan baik. Kalau toh terjadi kelambatan itu karena memang menjadi agak berbeda sifat pelayanan yang diberikan langsung dan yang berbasis IT," kata Sri Hadiati Wara Kustriani kepada Media Indonesia, Senin (13/4).
Menurut dia, pengawasan kinerja ASN oleh masing-masing instansi pemerintah tetap berjalan dan menyesuaikan dengan capaian target yang sudah ditetapkan. Instansi pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi melalui sistem pemantauan kinerja.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Kepegawaian Negara, dan KASN sudah membuat sistem pemantauan kinerja berbasis elektronik melalui e-kinerja. Program ini bisa menjadi acuan mutu kementerian, lembaga atau instansi pemerintah.
Baca juga : Ombudsman: WFH ASN Perlu Jaga Mutu Layanan Publik
"Kalau persentase mutu ASN selama WFH mohon maaf kami belum bisa memberikan angka riil, karena mestinya harus dilakukan perhitungan riil. Untuk pelayanan dasar seperti kesehatan tetap dilakukan oleh rumah sakit maupun Puskesmas, untuk pendidikan sudah dibuat terobosan melalui kerja sama dengan TVRI dan banyak terobosan yang sudah dilakukan," paparnya.
Sri menjelaskan kebijakan WFH lebih lancar dilaksanakan oleh instansi yang telah memiliki sistem kerja berbasis elektronik atau e-office. Kemudian, sistem itu tidak menuntut adaptasi bagi pegawainya untuk bekerja dengan pola WFH karena semua pekerjaan dilakukan berbasis IT.
"Mungkin perlu dipikirkan fasilitas internet bagi ASN karena jujur saja pemakaian internet menjadi melonjak. Setiap hari diminta melakukan meeting online, vidcon, yang mungkin bagi sebagian ASN menjadi hal baru. Tidak semua ASN loh ada fasilitas internet di rumah," jelasnya.
Selain itu, Sri mengatakan pada awal penerapan WFH kelihatannya sangat mendadak tanpa persiapan, meskipun flexible work arrangement sudah diwacanakan oleh Kemenpan-RB. Namun, karena ini kebijakan yang diambil ditengah suasana pandemi nasional, bahkan global, mau tidak mau mesti melaksanakan WFH dengan kondisi apapun.
"Sebetulnya pada saat awal diterapkan WFH beberapa instansi publik masih mewajibkan pimpinan, eselon I, dan II, tetap masuk. Yang diizinkan WFH adalah ASN yang harus memakai kendaraan umum," ujarnya.
Ia pun menekankan kepada semua instansi di tengah kebijakan WFH tetap menjaga mutu pelayanan dengan menerapkan sejumlah kriteria.
Baca juga : Belum Semua Daerah Laporkan Realokasi Anggaran untuk Covid-19
"Pertama hendaknya setiap instansi pemerintah menyampaikan informasi secara jelas kepada publik, layanan yang dapat diberikan kepada masyarakat dan kejelasan standar operasional prosedurnya juga mudah dipahami dan diimplementasikan," paparnya.
Kedua, lanjut dia, pimpinan instansi tetap memberikan target kinerja secara terukur kepada pegawainya, sesuai dengan kontrak kinerja, agar ASN tetap bekerja. Jangan sampai diartikan bahwa WFH ini sebagai hari libur.
"WFH tetap merupakan hari kerja dan hanya dilaksanakan dari jarak jauh," katanya.
Terakhir, Sri mengatakan, sarana juga prasarana pendukung untuk WFH masih perlu ditingkatkan.
"Pelaksanaan WFH jangan sampai membebani atau memberikan tambahan beban bagi masyarakat dan ASN," pungkasnya. (OL-7)
Pengakuan menjadi indikator keberhasilan atas implementasi standar mutu dan kepuasan pelanggan.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menghadirkan vending machine berisi produk usaha mikro dan kecil (UMKM) di Pelabuhan Ajibata, Danau Toba,
BSKDN Kemendagri mencatat sebanyak 28 inovasi daerah telah memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai sektor pelayanan publik
Seluruh pelayanan publik di Kota Tegal, Jawa Tengah, diminta bebas dari tindak premanisme, sehingga masyarakat menjadi aman dalam mengurus segala sesuatunya.
Diharapkan nilai-nilai Paskah dapat menginspirasi jajaran Pemerintah Provinsi DKI untuk terus berinovasi dalam optimalkan pelayanan publik
WAKIL Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (WamenPAN-RB) Purwadi Arianto meluncurkan rebranding SP4N-LAPOR menjadi LAPOR Kalsel.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved