Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMILIHAN Presiden (Pilpres) 2024 masih lama pelaksanaannya. Namun, wacana pencalonan sejumlah nama untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini sudah mulai muncul, bahkan ketika kepemimpinan kedua Presiden Jokowi belum genap setahun.
Menanggapi situasi demikian, pengamat politik Parameter Research Consultant, Edison Lapalelo menganalogikan ke dalam sebuah prediksi bahwa akan terjadi gerhana politik di Indonesia.
“Artinya bahwa Jokowi sebagai Presiden hari ini, itu menjadi energi yang harus kita sebut Matahari. Dalam jeda waktu kepemimpinan Jokowi di periode kedua yang belum 1 tahun berjalan sudah muncul wacana-wacana bahkan rilis hasil survei diikuti oleh deklarasi mendukung tokoh tertentu untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden. Tentunya, siapapun tokoh yang diwacanakan menjadi Capres dan Cawapres itu adalah bintang-bintang bahkan bulan yang lagi berotasi dalam energi yang kuat dari matahari yang hari ini adalah Jokowi. Inilah yang akan menimbulkan gerhana Politik di Indonesia.” ujar Edison Lapalelo dalam keterangannya, Jumat (13/3)
Wacana lain seperti adanya kemungkinan Capres berasal dari kalangan non muslim dan sempat pula disinggung oleh Jokowi, Edison menyatakan jika hal itu tidak perlu dijadikan polemik.
“Saya kira tidak usah dipolemikan. Jangan kita membersarkan hal yang sesungguhnya tanpa disebut Jokowipun di negara ini memberikan kesempatan bagi semua warga negara untuk menjadi presiden. Memang realitas politik dari semenjak negara ini ada sampai sekarang ini belum ada presiden yang dari non muslim.” jelas Edison.
Terkait kepemimpinan non muslim dalam pemerintahan, Edison lalu mencontohkan bagaimana sejarah telah membuktikan bahwa di Indonesia pernah ada seorang pejabat pemerintah dari kalangan non muslim yang terus menjabat berkali-kali.
“Johanes Leimena pernah dipercayakan 7 kali menjadi pejabat Presiden itu artinya bahwa di Republik Indonesia hak sebagai warga negara itu semuanya sama.” Imbuh Edison.
Lantas soal wacana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang juga disiapkan beberapa pihak sebagai Capres 2024, serta Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang juga dideklarasikan oleh IMF untuk maju sebagai Capres-Cawapres 2024, Edison menilai jika hal itu terlalu cepat untuk diwacanakan.
“Nah disinilah yang saya bilang tadi, baik Ahok, Erick Thohir dan Bahlil, beliau ini adalah bintang-bintang yang lagi bersinar terang dibawa Matahari yang namanya pak Jokowi. Oleh karena itu bagi saya ini terlalu prematur dan terlalu dini untuk mambangun wacana seolah-olah bahwa beliau-beliau ini sangat impresif terhadap Capres dan Cawapres 2024," ungkapnya.
Menurut dia, seperti Ahok yang baru dipercayakan menjadi Komisaris Utama di Pertamina dan disampaikan lagi menjadi kandidat kuat Kepala Badan Otorita Ibu Kota baru. Jangan terlalu cepat berwacana bahwa Ahok disiapkan menjadi Capres. Sebab bisa menimbulkan lagi perbedaan pendapat yang cukup tajam. Sudah cukup lihat belahan yang cukup besar akibat fenomena Ahok.
"Biarkanlah Ahok bekerja dulu. Buktikan lagi kepada bangsa ini bahwa dia memang pantas berada pada posisi yang dipercayakan hari ini. Kalau terkait dengan Erick Thohir dan Bahlil, saya kira dua tokoh muda ini adalah bintang-bintang yang lagi bersinar oleh karena itu mari kita memberi suport kepada beliau-beliau untuk fokus pada tugas dan kerja mereka sebagai menteri-menteri yang dipercayakan oleh Jokowi," tandasnya. (OL-13)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved