Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PERAN intelejen dinilai menjadi salah satu faktor kemajuan sebuah negara. Karena itulah lembaga intelejen negara harus diisi sosok yang tepat dan memiliki kapabilitas yang mumpuni.
Pengamat intelejen, Suhendra Hadikuntono menilai Badan Intejelen Negara (BIN) yang selama ini dipimpin oleh kalangan militer atau kepolisian sudah saatnya dipimpin oleh sipil. Suhendra mwngatakan sudah saatnya Presiden Joko Widodo harus berani mengambil sikap menempatkan kembali orang sipil untuk memimpin lembaga telik sandi tersebutm
Menurut Suhendra, ketika BIN dipimpin sosok dari Polri, dia hanya mengenal yang namanya hukum pidana. Ketika BIN dipimpin sosok dari TNI, dia hanya memahami hukum humaniter.
"Padahal yang namanya intelijen, dia tidak tunduk kepada hukum pidana atau hukum humaniter. Intelijen tunduk kepada policy atau kebijakan pemerintah, dalam hal ini Presiden. Yang seharusnya memimpin BIN saat ini adalah sipil," ujarnya, Jumat (20/12).
Suhendra pun mengaku siap untuk menempati jabatan Kepala BIN jika mendapat kepercayaan Preside. Dengan pengalaman yang dimiliki, Suhendra yakin mampu memaksimalkan peran BIN untuk kemajuan negara.
Suhendra tercatat pernah menjadi Ketua Tim Penyelesaian Pelanggaran HAM Indonesia-Vietnam yang membebaskan 150 warga Vietnam yang sempat ditahan di Pulau Anambas gara-gara diduga melanggar perairan Indonesia. Akibat pembebasan itu, Indonesia terhindar dari pengadilan Mahkamah Internasional.
Suhendra juga tercatat sebagai Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) yang menjadi inisiator pemberantasan match fixing (skandal pengaturan skor) dan berhasil mengantarkan 17 tersangka ke penjara, termasuk mantan Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono, dan sejumlah anggota Executive Committee (Exco) atau Komite Eksekutif PSSI, di mana hal itu belum pernah terjadi di belahan dunia mana pun.
Lewat sentuhan tangan dinginnya, baru-baru ini Suhendra juga berhasil meredakan gejala konflik di Aceh ketika Komnas HAM hendak memeriksa mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf atas tuduhan pelanggaran HAM berat.
"Saya siap menjadi Kepala BIN dan menjalankan amanah dengan baik demi kepentingan masyarakat Indonesia, serta demi perkembangan dan kemajuan NKRI," ujarnya.
Suhendra mengatakan, kemunduran intelijen dapat berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa, dan intelijen yang baik dapat mencegah pertumbuhan dan perkembangan paham radikalisme, sehingga membuat negara Indonesia menjadi damai di mana masyarakatnya merasa aman dan nyaman. (RO/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved